Indah Kurnia, Pemecah Rekor MURI Nyanyi 714 Lagu Tanpa Teks Terus Menangis
Editor: MMA
Rabu, 21 Juli 2021 06:37 WIB
SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Indah Kurnia, anggota DPR RI dari PDI-Perjuangan itu terus menangis atas meninggalnya Budi Santoso, pengusaha alat-alat pertanian terbesar di Indonesia.
Loh, memang ada hubungan apa antara Indah Kurnia dengan bos PT Agrindo itu? Benarkah Indah Kurnia yang pernah memecahkan rekor MURI nyanyi 714 lagu tanpa melihat teks itu punya hubungan khusus?
BACA JUGA:
Dimeriahkan Puluhan Doorprize, Jalan Sehat HUT ke-10 BO dan Bazaar UMKM Diserbu Ribuan Warga
Ribuan Peserta Hadiri Jalan Sehat HUT ke-10 BANGSAONLINE
Gondol Ikan Lele Seberat 2,1 Kg, Warga Jetis Juara Lomba Mancing HUT ke-10 BO dan HUT Kemerdekaan RI
Jalan Sehat Satu Dekade BANGSAONLINE: Progress Pra-Acara, Lomba Mancing dan Respon Eri Cahyadi
Silakan simak tulisan Dahlan Iskan, wartawan terkemuka itu di Disway, HARIAN BANGSA dan BANGSAONLINE.com hari ini, Rabu 21 Juli 2021. Selamat membaca:
INDAH Kurnia tidak punya hubungan keluarga dengan Budi Santoso. Tapi Indah masih terus menangis kalau bercerita soal pengusaha sukses di Surabaya itu. Yang memiliki pabrik alat-alat pertanian terbesar di Indonesia itu.
"Beliau sampai mau duduk di trotoar memberikan dukungan pada saya," ujar Indah yang kini duduk di komisi keuangan DPR RI.
Waktu itu Indah lagi ingin memecahkan rekor MURI: menyanyikan 714 lagu tanpa melihat teks. Selama lima hari berturut-turut. Dari pukul 09.00 sampai sore. Itu untuk memperingati HUT Ke-714 Kota Surabaya.
Di antara lima hari itu, ada yang tempat menyanyinyi di Taman Bungkul. Budi Santoso hadir untuk memberi dukungan. Tidak ada tempat duduk. Ia sampai duduk di trotoar Jalan Raya Darmo. Bersama penonton umum.
Di antara lima hari itu, hanya hari Ke-5 Budi Santoso tidak hadir. Ia harus ke Jakarta. Salah seorang tokoh lagi mantu. Ia harus hadir. Itu pun masih menelepon Indah, ketika Budi Santoso di dalam pesawat.
Indah pertama kali mengenal Budi Santoso ketika berumur 28 tahun. Yakni ketika Indah menjabat kepala cabang Bank Central Asia (BCA) di kota kecil Krian, 30 Km dari Surabaya.
Kota itu sudah dikuasai Bank Lippo –kini bank itu sudah almarhum. Indah berpikir ke mana harus mencari nasabah. Maka Indah menyusuri kawasan industri Driyorejo –di antara Krian dan Surabaya. Dia datangi satu per satu pabrik di kawasan itu.
Ketika masuk di pabrik Agrindo, Indah melihat ada ruang peribadatan Kristen di situ. "Siapa yang memimpin kebaktian di sini?" tanya Indah ke staf yang menemui. "Pak Budi Santoso sendiri. Bos di perusahaan ini," jawab staf itu.
Indah pun minta izin apakah boleh gabung di kebaktian. "Dengan senang hati," jawab staf.