Cak Imin Politisi Licin, Tak Lagi Takut Dipanggil KPK, Ini Alasannya

Cak Imin Politisi Licin, Tak Lagi Takut Dipanggil KPK, Ini Alasannya Dahlan Iskan

JAKARTA, BANGSAONLINE.comKasus korupsi kardus durian sangat populer. Kasus ini disematkan kepada A Muhaimin Iskandar (Cak Imin) karena skandal korupsi itu terjadi saat ketua umum PKB itu menjabat Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Menakertrans) pada era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono alias SBY. Bahkan uang miliran rupiah yang diwadahi kardus durian itu diduga sebagai “upeti” dari pengusaha untuk Cak Imin yang saat itu disebut-sebut akan diambil oleh Fauzi, anak buah Cak Imin.

Namun kasus itu tak pernah diseriusi oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (). Cak Imin yang dikenal sebagai politisi licin itu bisa terus mengelak sehingga tak tersentuh . Malah Cak Imin sempat berlama-lama di luar negeri menjelang pergantian pimpinan dari Agus Rahardjo ke Firli Bahuri.

Benarkah Cak Imin sudah tak takut dipanggil ? Apa alasannya? Benarkah karena pimpinan sudah berubah dari Agus Rahardjo ke Firli Bahuri? Baca tulisan wartawan produktif Dahlan Iskan di bangsaonline.com di bawah ini:

PENGANTAR REDAKSI BANGSAONLINE

KETIKA Anies Baswedan bertemu sejumlah wartawan, ia sempat berseloroh: "ternyata ada satu kriteria calon wapres yang lupa masuk rumusan".

Waktu itu, bulan lalu, Anies belum juga bisa memberi kepastian siapa pasangan capres-cawapresnya. Kesannya nama Anies dijauhi. Khususnya oleh orang-orang yang ia incar sebagai calon pasangan.

Anda sudah tahu: orang yang sangat diinginkan Anies adalah Khofifah Indar Parawansa, gubernur Jatim. Berbagai utusan diminta menemui Khofifah. Tidak ada yang berhasil. Apalagi setelah ada berita penggeledahan ruang kerja Khofifah.

Orang yang juga paling diinginkan Anies adalah Mahfud MD. Ahli hukum yang pemberani. Dari NU. Juga dari Jatim. Tapi Mahfud pagi-pagi sudah menyampaikan isyarat: tidak mau.

Anies mengisahkan sudah banyak yang ia minta. Tapi, katanya, tidak ada yang berani maju bersamanya. Karena itu Anies lantas berseloroh: "ternyata salah satu kriteria calon wapres saya, haruslah pemberani".

Setelah ''tidak ada yang berani'' itu mulailah muncul nama Ketua Umum Partai Demokrat AHY. Mulailah ramai disuarakan: Anies akan memilih AHY.

"Kalau toh kelak pasangan saya harus AHY itu karena beliaulah yang berani", ujar Anies seperti dikutip seorang wartawan yang hadir malam itu.

Partai Demokrat sendiri tahu Anies berada dalam posisi yang sulit. Maka hampir tidak ada pilihan lain kecuali AHY. Gambar Anies-AHY pun beredar luas.

Rupanya ada juga orang lain yang ternyata berani: Abdul Muhaimin Iskandar. Justru sebelum AHY ditetapkan sebagai pasangan.

Begitu Muhaimin berani, tak pakai waktu lama. Partai Nasdem langsung mengumumkannya. Sampai Demokrat kelihatan kaget. Itu bisa terlihat dari siaran persnya kemarin pagi. Juga dari aksinya mencopot gambar Anies-AHY. Opini pun berspekulasi: akan ke mana Demokrat. Serba sulit.

Awalnya hanya kaget. Lalu tetap bersama Anies. Kemarin sore final: lewat Andi Mallarangeng. Katanya: Demokrat mencabut dukungan ke Anies.

Tidak mungkin Demokrat ke PDI-Perjuangan: hubungan buruk Mega-SBY begitu dalam. Ke Prabowo? Tidak mungkin punya arti.

Begitu rombongan besar Golkar dan PAN masuk koalisi Gerinda, kelompok ini kuat sekali. Secara kursi di parlemen. Tambahan dari Demokrat tidak berarti apa-apa. Bahkan, PKB pun bisa tersisih. Setidaknya merasa tersisih. Muhaimin yang awalnya pede bakal digandeng Prabowo gigit jari. Sebelum bus besar masuk, PKB adalah segala-galanya. Prabowo bisa kehilangan kendaraan untuk nyapres kalau PKB ngambek.

Tapi setelah bus besar ke Prabowo, Muhaimin tidak punya nilai tawar lagi. Muhaimin bukanlah politisi picisan. Otaknya lebih panjang dari ukuran tubuhnya. Ia tahu Anies lagi butuh kemenangan di Jatim. Butuh banget. Anies yakin bisa menang di Jabar. Kalau Jatim bisa di tangan peluangnya sangat besar.

Tidak takut dipanggil aparat hukum soal kardus durian?

Tentu Muhaimin sudah berhitung. Saksi kunci di kejadian itu sudah lama meninggal dunia. Yakni politisi dari Lumajang, Jatim itu. Begitu licin manuver Muhaimin. Dari satu koalisi ke koalisi yang lain.

Sisi menarik pasangan ini: akhirnya seorang habib keturunan Ba Alawy berpasangan dengan Gus yang keturunan Wali Songo. Bisa jadi pasangan Anies-Muhaimin ini sekaligus akan mengakhiri debat tak berkesudahan antara keturunan Nabi Muhammad lewat Habib dari Ba Alawy dengan keturunan Nabi Muhammad lewat Gus keturunan Wali Songo.

Atau tambah seru: tambah politisi yang bisa manas-manasi. (Dahlan Iskan)

Lihat juga video 'Resmi Dipecat! Novel Baswedan dkk Letakkan Kartu Identitas KPK':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO