JAKARTA, BANGSAONLINE.com – Benarkah Prof. Dr. Moh. Mahfud MD yang kini Menko Polhukam satrio piningit? Benarkah Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri ma’rifat politik? Kenapa Mahfud MD, kader NU asal Madura yang dikenal luas sebagai loyalis dan penerus Gus Dur itu harus jadi pasangan (cawapres) Ganjar Pranowo?
Nah, silakan baca tulisan wartawan kondang dan tokoh pers nasional Dahlan Iskan di BANGSAONLINE di bawah ini. Selamat menyimak dan menikmati:
BACA JUGA:
- Sama Pernah Naik Jet Pribadi, Tapi Mahfud MD Bukan Gratifikasi, Kaesang Belum Berani Klarifikasi
- Mengingat Kembali Deklarasi Ciganjur, Pentingnya Menjaga Konstitusi dan Kedaulatan Rakyat
- Mahfud MD Dukung Rhoma Irama Melawan Kebohongan Habaib Ba'Aalawi
- Haul Bung Karno Ke-54, Sang Proklamator Dapat Hadiah Istimewa dari Cucu
PENGANTAR REDAKSI BANGSAONLINE
ANDA sungguh sudah tahu: seniman Butet Kartaredjasa sangat pro-Jokowi. Lebih-lebih setelah beliau menjabat presiden. Ia blak-blakan soal itu.
Pun ketika saya ke rumahnya (lagi) kapan itu. Ketika Ganjar Pranowo masih jadi jagoan Pak Jokowi untuk capres 2024. Ketika Ketua Umum PDI-Perjuangan Megawati Soekarnoputri masih punya jago lain yang lebih diinginkan. Butet terus menjejalkan keinginannya kepada para tamunya.
"Pak Mahfud MD harus jadi pasangan Ganjar," katanya. Padahal, waktu itu, Pak Jokowi seperti punya gacoan lain: Menteri BUMN Erick Thohir. Butet ngotot harus pak Mahfud.
Kini konstelasi berubah. Pak Jokowi seperti tidak lagi menjagokan Ganjar. Keberpihakannya seperti untuk dua kali mantan capres Prabowo Subianto. Bagaimana dengan Butet? Ikut berubah pikiran?
“Tidak. Saya tetap ingin Pak Mahfud menjadi pasangan Pak Ganjar," katanya tadi malam. Saya memang menghubungi Butet semalam. Saat bertemu dua minggu lalu kami tidak sempat ngobrol politik. Kami lebih sibuk bicara soal bambu –yang akan dikembangkan secara khusus oleh Bupati Magetan Suprawoto.
Bagaimana kalau Bu Mega tidak memasangkan Pak Mahfud? Kalau beliau lebih memilih, misalnya, Jenderal Andika, mantan Panglima TNI?
"Saya sangat optimistis. Bu Mega tuh udah 'makrifat politik'," kata Butet. "Bu Mega pasti memilih jadi negarawan. Tidak transaksional," tambahnya.
Kenapa sih harus Pak Mahfud?