Penyandang Disabilitas dari Kediri ini Buat Ukiran Kayu, Pemasarannya Tembus Luar Daerah

Penyandang Disabilitas dari Kediri ini Buat Ukiran Kayu, Pemasarannya Tembus Luar Daerah M. Sugianto alias Mohak Ukir bersama asistennya, saat ikut pameran pada peringatan Hari Disabilitas Internasional 2023 di Pendopo Panjalu Jayati. Foto: MUJI HARJITA/BANGSAONLINE

KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Siapa sangka dengan kekurangan yang dimiliki, M. Sugianto alias Mohak Ukir, warga Desa Peh Kulon, Kecamatan Papar, Kabupaten , bisa berkreasi membuat ukiran kaligrafi, papan nama, dan ukiran wayang dari kayu jati.

Yang sudah pernah membeli hasil kreatifnya juga tak tanggung-tanggung. Sekaliber Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno.

Bupati , Hanindhito Himawan Pramana, juga pernah pesan papan nama hasil ukiran pria yang karib disapa Mohak tersebut. Sampai sekarang, ukiran itu masih dipasang di meja kerjanya.

Sedangkan Menteri Sosial, Tri Rismaharini, pernah bisa ukiran punokawan, Semar, Gareng, Petruk dan Bagong.

Ditemui BANGSAONLINE.com, Mohak menceritakan awal mula dia bergelut dengan seni ukir kayu jati ini. Dengan keterbatasan fisiknya, dia pernah ikut kursus ukir di Solo sekitar 10 tahun yang lalu.

Kemudian, setelah bisa mengukir, Mohak lalu kerja di Solo di perusahaan ukir. Pada 2010 lalu, dia pulang kampung ke dan masih kerja di tempat orang.

Setelah itu, dia memutuskan untuk menetap dan tinggal di rumahnya sendiri di Desa Peh Kulon. Di rumahnya, Mohak tetapi berkarya dengan membuat ukiran sendiri.

"Alhamdulillah, sekarang saya punya karyawan 5 orang yang membantu untuk membuat ukiran," ujarnya, Kamis (7/12/2023).

Yang membuat dirinya bangga ketika diberi kesempatan membuat piala ikan cupang saat ada lomba ikan cupang di Kabupaten . Waktu itu juara pertama adalah orang Jakarta.

"Ketika melihat di bawah piala ikan ada tulisan bahwa itu buat saya, orang Jakarta itu lalu menghubungi saya dan pesan untuk dibuatkan ukiran berjulah sekitar 20 untuk dibagi-bagikan kepada kawannya," imbuh pria yang memiliki 3 putra itu.

Untuk jenis ukiran dari kayu jati, lanjut Mohak, untuk pertama kali membuat bisa menghabiskan waktu satu Minggu. Setelah mahir, bisa di bawah satu Minggu.

Semua yang saya kerjakan ini, tidak lepas dari perhatian Pemkab dalam hal ini dinas sosial. Bentuk perhatian tersebut, menurut Mohak antara lain dengan memberikan pelatihan dan dibantu peralatan untuk membuat ukiran.

Biasanya orang yang ingin dibuatkan ukiran akan membawa foto atau mengirimkan foto, kemudian dibuatkan sketsa untuk pengerjaan ukiran.

"Untuk harga bervariasi tergantung besar kecilnya ukiran. Misalnya untuk membuat ukiran gunungan wayang, harganya sekitar Rp2 juta. Kalau bentuknya lebih kecil, seperti tokoh punokawan, harganya tentu lebih murah, sekitar Rp650 ribu," pungkasnya. (uji/mar)

Lihat juga video 'BI Kediri Gelar Bazar Pangan Murah Ramadhan 2024':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO