KEDIRI,BANGSAONLINE.com - Merasa tak pernah dilibatkan dalam kegiatan seni di setiap even, sekitar 40 warga dari komunitas jaranan mendatangi Balai Kota Kediri, Senin (12/10).
Koordinator aksi Gatot mengatakan, kedatangannya ke Balai Kota Kediri untuk meminta Wali Kota Kediri melakukan evaluasi di dinas kebudayaan Pariwisata pemuda dan Olah raga (disbudparpora), karena dinilai telah melakukan pembohongan publik.
BACA JUGA:
- Upaya Lindungi Konsumen, Pemkot Kediri Gelar Monitoring Harga Komoditas di Pasar Setono Betek
- Bantu Masyarakat Penuhi Kebutuhan Pokok dengan Harga Terjangkau, Pemkot Kediri Kembali Gelar GPM
- Wujudkan Satu Data Pemerintahan Dalam Negeri, Pemkot Kediri Ikuti Rakor Kemendagri
- Gandeng HWDI, Pemkot Kediri Gelar Pelatihan Etika Berinteraksi dengan Penyandang Disabilitas
"Sering kali kita dapat undangan reog atau jaranan di luar daerah, tapi pihak Disbudparpora tidak mengajak kami, malah menyewa orang lain," ujar dia.
Salah satu pembohongan yang tertangkap tangan, kata Gatot, yakni kegiatan festival reog Ponorogo di Ponorogo. Bukannya mengajak komunitas reog Kediri tapi malah menyewa orang Ponorogo yang di atas namakan komunitas reog Kediri.
"Kami melihat sendiri ke sana, benar Kediri main, tapi yang main bukan dari komunitas kami, tapi sewaan dari Disbudparpora," terang dia.
Untuk bisa tampil dan mengatasnamakan Kediri, Gatot menyebut, oknum pegawai Disbudparpora menyewa dengan harga Rp 10 juta. "Kami wawancara langsung yang disewa, mereka dibayar 8 juta dan perantaranya 2 juta," ujar dia.
Sementara itu, usai menggelar orasi, 6 perwakilan diminta masuk untuk menyampaikan aspirasi. Hingga berita ini diturunkan, para pengunjuk rasa masih menggelar pertunjukan reog di depan balai kota. (rif/ns)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News