SURABAYA (bangsaonline)-Kecurigaan PDIP Surabaya soal adanya permainan penggelembungan BPP (bilangan pembagi pemilih) di KPU Surabaya agaknya bukan isapan jempol. Pasalnya, setelah melakukan rekap ulang dari formulir C1 yang dipegangnya, setidaknya ada 4-5 kursi yang hilang.
Hal ini diungkapkan oleh Ketua DPC PDIP Surabaya Whisnu Sakti Buana.''Sebelumnya saya sempat heran, kok bisa kursi yang diraih tidak seimbang dengan suara yang kami peroleh,'' tegasnya, Kamis (24/4/2014).
BACA JUGA:
- Dukung Bumbung Kosong di Pilkada Gresik 2024, Bagus: Saya Ikuti Omongan Bu Mega Malah akan Disanksi
- Anggota Fraksi PDIP DPRD Gresik Dilarang Gadaikan SK untuk Pinjam Uang di Bank
- Konsolidasi Internal Digalakkan, Murdi Optimis Paslon yang Diusung PDIP Menang
- Percaya Doa Ibu, Ganis Rumpoko Warisi Karakter Ayahnya
Whisnu membeberkan, pihaknya kemudian memeriksa ulang formulir C1 yang dipegangnya dengan rekapitulasi KPU. Hasilnya, partai berlambang banteng moncong putih tersebut merasa dikerjain. Hampir di semua kelurahan ada permainan suara. ''Ada dua modus yang dilakukan,'' ucapnya.
Yang pertama, adalah bila BPP per kecamatan ditambah sedikit, maka suara PDIP dikurangi. Bila BPP per kecamatan ditambah banyak, suara PDIP juga diberi tambahan. ''Tidak banyak, sehingga secara persentase tetap turun,'' katanya.
Politisi PDIP yang juga Wakil Walikota Surabaya itu mencontohkan di Kecamatan Krembangan. Suara sah ditambah sekitar 10 ribu, namun suara PDIP dikurangi lima ribu. Lalu modus kedua (suara PDIP ditambah, tapi BPP ditambah banyak) terjadi di kecamatan Wonokromo. Suara PDIP ditambah 4.000 suara, namun BPP di kecamatan itu bertambah sekitar 21 ribu.
''Kami tidak tahu kenapa suara kami bertambah. Kami justru ingin mengembalikan suara yang ditambah, karena itu memang bukan suara kami, karena kami ingin bertanding secara jujur,'' ucapnya.
Whisnu mengakui, memang tidak begitu signifikan bila dilihat per kecamatan. Tapi, hasil signifikan terlihat di keseluruhan daerah pemilihan (dapil).
Untuk dapil I, misalnya. Whisnu mengatakan versinya berbeda dengan versi KPU. Untuk versi KPU, total suara sah sebanyak 243.760, dengan BPP sebesar 22.160. Suara PDIP sebanyak 84.613 dan meraih 3,8 kursi yang kemudian bulat menjadi empat setelah ada sisa suara.
Namun, versi PDIP sendiri berbeda. Karena BPP di Dapil yang memperebutkan 11 kursi tersebut hanya sebesar 18.674. Karena suara sahnya berdasarkan formulir C1 adalah 205.411. Ada tambahan suara sah yang tidak jelas sekitar 40 ribu.
Klik Berita Selanjutnya