Proposal itu berjudul "Pengenkepo (Pengenalan Berkebun Hidroponik) pada Nelayan Desa Dungkek sebagai Alternatif Mata Pencaharian saat Musim Hujan."
”Kami berharap berkebun secara hidroponik dapat menjadi solusi nelayan Dungkek, sebab cara ini tidak membutuhkan lahan luas dan tidak membutuhkan tanah sebagai media tanam. Jangka waktu antara penyemaian sampai panen juga cukup singkat. Juga tidak menggunakan pupuk pestisida sehingga aman dan sehat untuk dikonsumsi,” kata Arkan Fahrian Putra, ketua tim PKMM ini.
Program ini dilakukan melalui beberapa kegiatan dengan sasaran 30 orang nelayan Dungkek yang mewakili komunitas disana. Tahap pertama berupa pengenalan berkebun hidroponik dan pembuatan kebunnya.
”Kami mendatangkan pemateri dari Komunitas Hidroponik Surabaya yang diwakili Pak Yoso Susriarto, ketuanya. Disini peserta diajak praktik membuat kebun hidroponik. Tahap kedua yaitu pemanenan, pengolahan, dan pemasaran hasil kebun.
Pada tahap ini peserta diajarkan bagaimana mengolah hasil kebun menjadi olahan masakan untuk meningkatkan nilai jual hasil panen,” tambah Arkan.
Melihat semangatnya nelayan belajar berkebun, tim PKMM Unair optimis kegiatan ini dapat memberikan solusi atas permasalahan yang dihadapi nelayan Dungkek.
Pemberdayaan masyarakat ini dilakukan untuk mencapai tujuan program, yakni menciptakan peluang usaha baru dan alternatif mata pencaharian pada saat nelayan tidak bisa mencari ikan di laut. (yul/dur)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News