DENPASAR, BANGSAONLINE.com - Kara Antonio (24) seorang perawat asal Perth, Australia Barat, terbang ke Denpasar Bali untuk mengikuti prosedur operasi payudara agar lebih indah, seimbang dan simetris. Yah, sekalian jalan-jalan ke Bali.
Bukannya mendapatkan payudara yang aduhai, malah ancur dan menjijikkan. Begitu tersadar dari bius, dia merasa ngeri ketika mendapati payudaranya telah 'hancur' mengikuti proses operasi ini. Dia menjalani operasi payudara pertama, pada tahun 2013. Dan dia memutuskan menjalani operasi kedua, karena tak indah lagi setelah menyusui putrinya. Payudaranya besar sebelah, dan tak simetris.
BACA JUGA:
- RA Summit 2024, Perkuat Sinergi dan Kolaborasi demi Perjalanan Reforma Agraria di Indonesia
- Kementerian ATR BPN akan Gelar Reforma Agraria Summit 2024
- Kota Kediri Jadi Salah Satu dari 4 Daerah Luar Bali yang Ikuti World Water Forum 2024
- Ditpolairud Polda Jatim Kerahkan Personel di Beberapa Titik untuk Pengamanan WWF ke-10 di Bali
Dia terbang ke Bali pada 14 November, setelah membayar ahli bedah Rp 84 juta untuk memperbaiki payudara yang besar sebelah itu. Tapi dia bilang, dokter malah membuat payudaranya hancur. "Yang saya inginkan adalah payudara saya sama besar dengan menyuntik salah satu payudara dengan implan agar imbang. Lha dokter malah mengutak atik puting saya. Saya mulai menangis begitu dia melepas perban,” keluh dia.
"Saya tidak membayar untuk puting saya diutak atik, saya membayar untuk revisi payudara dengan implan yang lebih besar. Payudara kini ancur."
Klinik yang merawatnya mengatakan 'tidak ada yang salah' dengan payudara Kara dan mereka mengatakan jika payudara tersebut 'baik-baik saja'.
Mereka menawarkan 'operasi korektif gratis'. Namun, Kara mengatakan dia masih tidak senang dengan hasilnya, meskipun dijadwalkan untuk menjalani operasi kedua kalinya dalam seminggu mendatang. "Payudara saya masih kendor dan jatuh, tidak sintal. Aku benci melihat payudara saya sendiri," katanya.