GARUT, BANGSAONLINE.com - Petrokimia Gresik, perusahaan solusi agroindustri anggota holding Pupuk Indonesia, menggelar tanam perdana kentang pada lahan demonstration plot (demplot) di Desa Karyamekar, Kecamatan Pasirwangi, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Selasa (11/2).
Direktur Utama Petrokimia Gresik Rahmad Pribadi secara simbolis melakukan penanaman bibit kentang sebagai tanda dimulainya tanam perdana.
BACA JUGA:
- PPPI Gelar Deklarasi, Ini Pesan Direktur Operasi dan Produksi Petrokimia Gresik
- Petrokimia Gresik Dukung Kemajuan Pertanian di Timor Leste
- Petrokimia Gresik Dukung Program Closed Loop Kemenko Perekonomian
- Milenial Petrokimia Gresik Kampanyekan Pemupukan Berimbang di Sentra Tani Bawang Putih Tawangmangu
Pada tahap ini, seluas 1,5 hektare lahan kentang menggunakan pupuk komersil (non-subsidi) unggulan Petrokimia Gresik, yaitu NPK Phonska Plus. "Aplikasi pemupukannya adalah 400 kilogram pupuk NPK Phonska Plus untuk lahan seluas setengah hektare," ujar Rahmad.
Dengan kata lain, lanjut Rahmad, untuk 1 hektare lahan kentang bisa menggunakan 800 kilogram pupuk NPK Phonska Plus. Dengan formula ini, produktivitas kentang mampu mencapai lebih dari 20 ton per hektare.
Sementara itu, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2019, rata-rata produktivitas tanaman kentang nasional adalah 18,71 ton/ha. "Artinya, rekomendasi pemupukan Petrokimia Gresik mampu meningkatkan produktivitas tanaman kentang di atas rata-rata nasional," jelasnya.
Menurut Rahmad, keunggulan NPK Phonska Plus adalah adanya kandungan mineral Zinc, yaitu unsur hara mikro yang sangat dibutuhkan oleh tanaman. Pupuk ini semakin relevan mengingat kandungan zinc pada lahan pertanian di Indonesia sudah sangat berkurang.
"Kandungan Zinc inilah yang membedakan NPK Phonska Plus dengan NPK Phonska bersubsidi," jelasnya.
Lebih lanjut Rahmad menyebutkan bahwa kentang adalah salah satu tanaman hortikultura strategis nasional, bahkan bisa diekspor.
Klik Berita Selanjutnya