SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Klub Basket Citra Lestari Surabaya (CLS) Knights menggugat pebasket Dimaz Muharri. Kini gugatan tersebut tercatat dalam perkara nomor 365/ Pdt.G/2021/ di Pengadilan Negeri (PN) Surabaya. Dimaz adalah mantan pemain CLS Knights.
“Atas dugaan wanprestasi,” kata Antonius Youngky Adrianto, S.H, kuasa hukum Dimaz dalam rilis yang dikirim kepada BANGSAONLINE.com, Sabtu (10/7/2021).
BACA JUGA:
- Terdakwa Kasus Narkoba asal Karang Empat Surabaya Divonis 1 Tahun Penjara
- Dua Kurator Divonis 2 Tahun Penjara, Bukti Adanya Mafia Kepailitan dan PKPU di Pengadilan Niaga
- Terdakwa Perampokan Rumah Dinas Wali Kota Blitar Ngaku Keberatan saat Sidang di PN Surabaya
- Bupati Bangkalan Non-Aktif Jalani Sidang Perdana Kasus Dugaan Korupsi
Antonius lalu menceritakan kronologinya. Menurut dia, pada 2005 - 2006 Dimaz adalah pemain Mikroskil Medan dan mulai berkenalan dengan Knights.
Pada 2007 Dimaz bersama sejumlah pemain Mikroskil Medan berpindah ke Surabaya, dibawa oleh Knights. Ketika itu para pemain, termasuk Dimaz, belum bermain untuk CLS, namun bermain untuk Universitas Surabaya terlebih dahulu.
Pada 2008-2015 CLS merger dengan Knights menjadi CLS Knights. Dimaz resmi menjadi pemain CLS Knights dan memulai karier di bola basket profesional Indonesia.
Dimaz menandatangani kontrak dengan CLS Knights. Selama 2008-2015, masa kontrak bervariasi antara 1-3 tahun untuk kemudian diperpanjang kembali
Pada 29 Juni 2013, Dimaz memutuskan untuk menikah. Pada 1 Agustus 2015, Dimaz melakukan perpanjangan kontrak dengan CLS Knights untuk periode 2 tahun.
Setelah preseason liga basket profesional (kala itu IBL 2015), Dimaz mengajukan pengunduran diri dari CLS Knights dengan latar belakang sang istri yang mengalami keguguran selama dua kali sejak pernikahan.
Pihak CLS memahami kondisi istri Dimaz tersebut. Karena kondisi ini, Dimaz memiliki kebutuhan untuk lebih dekat dengan istri, sementara sebagai pemain basket, terdapat tuntutan untuk sering bepergian ke luar kota. Di sisi lain, Dimaz juga mendapatkan kesempatan bekerja baru.
Pengunduran diri Dimaz diterima oleh CLS Knights dalam sebuah pertemuan langsung di Jakarta.
Pada 6 Desember 2015, Dimaz dipanggil oleh perwakilan CLS Knights berinisial FR di Surabaya, Dimaz diminta mengembalikan uang kepada CLS Knights dengan rincian:
-Uang kontrak 1 tahun pertama yang sudah dibayarkan senilai Rp 60.000.000.
-Uang gaji sebagai pemain pada 2015 senilai Rp 32.000.000. Angka ini didapatkan dari gaji Dimaz sepanjang 2015. Padahal, gaji tersebut dibayarkan karena Dimaz sudah melakukan kewajibannya sebagai pemain sepanjang 2015. Namun CLS meminta gaji tersebut untuk dikembalikan.
-Sisa uang pinjaman kepada CLS senilai Rp 56.000.000
-Apabila Dimaz tidak membayarkan total uang senilai Rp 148.000.000 tersebut kepada CLS selambat-lambatnya pada 11 Desember 2015, maka Dimaz akan dikenai bunga senilai 5 persen per bulan
-Pada 11 Desember 2015, untuk menghindari bunga 5 persen per bulan, Dimaz membayarkan uang kontrak (1 tahun yang sudah dibayarkan), gaji, serta sisa pinjaman yang diminta oleh CLS Knights senilai Rp 148.000.000.
Setelah mengembalikan semua uang sesuai permintaaan, pada 11 Desember 2015, terjadi hal hal berikut:
-Dimaz diminta CLS menandatangani surat-surat:
-Surat Pemutusan Kontrak Kerja antara Dimaz dengan CLS Knights
-Tiga Surat pengakuan utang kepada tiga pihak di dalam CLS senilai total masing-masing Rp 92.000.000, Rp 56.000.000, dan Rp 393.600.000
Dalam pertemuan 11 Desember tersebut dengan FR, Dimaz mempertanyakan mengenai empat surat (3 surat pengakuan utang dan 1 surat Pemutusan Kontrak Kerja) pengakuan utang tersebut di atas karena Dimaz tidak memiliki utang kepada ketiga pihak tersebut. Tidak ada uang yang mengalir dari ketiga pihak tersebut kepada Dimaz.
Pihak FR menyebutkan bahwa keempat surat pengakuan utang itu berfungsi untuk mengikat Dimaz untuk tidak bermain di klub lain hingga 2017 (Sesuai dengan masa kontrak terakhir kedua belah pihak yang berlaku pada 2015-2017). Dimaz hanya perlu membayarkan “utang” bila pada masa hingga 2017, dia bermain untuk klub profesional lain. Perlu dicatat, surat pengakuan utang ini bukan karena Dimaz berutang dan tidak ada aliran dana dari ketiga pihak kepada Dimaz sesuai yang dimaksud.
Karena ingin permasalahan segera selesai dan fokus dengan keluarganya, Dimaz menandatangani keempat surat tersebut.
Klik Berita Selanjutnya