Rizal Ramli juga mengaku pernah dibuat takjub oleh mahasiswa yang mengklaim dirinya tahu isi UU KPK maupun UU Omnibus Law Cipta Kerja saat mereka ramai memprotes kedua UU kontroversial itu.
"Kedua, saya pernah tanya kalian ngomongin UU KPK emang ngerti? Dia bilang 'Abang kuno, begitu tertarik kita Google 24 jam'. Begitu pula Omnibus Law. Mereka organisatoris yang hebat karena main games. Makanya Oktober hampir 50 kota mahasiswa bergerak. Ada harapan lagi, tidak selembek yang saya bayangkan," tukas Rizal Ramli.
Rizal Ramli pun menyoroti arti milenial yang belakangan juga banyak digaungkan. Sama halnya dengan Presiden Jokowi yang memilih sejumlah kalangan milenial untuk menjadi staf khususnya saat ini.
Rizal Ramli mengatakan, banyak dari mahasiswa yang enggan dipanggil milenial karena ada satu dua alasan.
"'Jangan sebut kita milenial, karena milenial itu anak orang kaya, sekolah bagus, ngerti IT, tapi begitu diberi kekuasaan mereka merampok lebih. Kita generazi Z, lahir setelah 1995, mau HP harus kerja, mau beli pulsa mesti kerja, kita lebih ulet dari millenial anak manja, kita ikut perjuangan. Milenial mana ada memperkaya diri sendiri," kata Rizal Ramli menirukan pernyataan mahasiswa yang dijumpainya.
Rizal mengungkapkan dirinya sempat kagum dengan milenial. Bahkan Jokowi lebih kagum lagi sama generasi milenial, sampai dijadikan stafsus. Tapi belakangan banyak menimbulkan masalah. Karena itu ia lebih bangga generasi Z. (mdr/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News