Gus Yahya Mesra dengan PDIP, Cak Imin Cari Dukungan Capres Lewat Gawagis
Editor: Tim
Minggu, 13 Februari 2022 08:00 WIB
SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) A Muhaimin Iskandar (Cak Imin) bergerilya ke Jawa Timur. Cak Imin yang kini mengganti panggilan politiknya jadi Gus Muhaimin (sebelumnya Gus AMI) mencari dukungan politik untuk dirinya sebagai calon presiden (capres).
Dilansir BANGSAONLINE.com, Cak Imin bertemu dengan sejumlah kiai di Madura. Antara lain para kiai NU di Bangkalan, Pamekasan, dan Sampang. Di beberapa tempat di Madura bahkan muncul deklarasi yang mendukung Cak Imin sebagai capres. Mobilisasi dukungan itu dimotori para pengurus PKB di daerah.
BACA JUGA:
Politikus PKB Kota Batu Beri Ucapan Selamat kepada KH Ma'ruf Amin dan Gus Muhaimin
Anggota Fraksi PKB Kota Batu Respons Positif Hasil Muktamar Bali
Politikus PKB Kota Batu Sambut Baik Hasil Keputusan Muktamar Bali
Deklarasikan Dukungan, Santri dan Kiai ‘Aspek’ Madura Pastikan Khofifah-Emil Tak Tertandingi
Saya sempat kontak salah seorang pengurus NU di Sampang Madura. Ia mengungkapkan, Cak Imin memang sedang gencar mencari dukungan untuk nyapres lewat jaringan Gawagis (pada Gus), terutama setelah Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf secara tegas membuat jarak politik dengan PKB, tepatnya dengan Cak Imin.
Gus Yahya – panggilan Yahya Cholil Staquf - menegaskan bahwa PBNU tak boleh jadi alat politik PKB dan tak boleh dikooptasi PKB.
(KH Yahya Cholil Staquf. foto: suara.com)
Gus Yahya memang tampak lebih mesra dengan PDIP. Yahya Staquf bahkan terang-terangan mengatakan bahwa PDIP bukan sekadar partner, tapi akan menjadi salah satu komponen senyawa di dalam perjuangan.
Pernyataan Yahya itu ia sampaikan dalam peringatan Harlah ke-96 NU yang digelar PDIP secara hybrid di Jakarta, Sabtu (12/2/2022).
Para politikus PDIP memang mendukung Yahya sejak Muktamar NU di Lampung. Karena itu mudah dimaklumi, jika Yahya Staquf kemudian mengangkat Ketua DPD PDIP Kalimantan Selatan, Mardani Maming, sebagai bendahara umum PBNU.
Kita tahu, posisi bendahara umum dalam suatu organisasi sangat setrategis, di samping Sekjen dan Ketua Umum. Ini berarti, bargaining politik PDIP dengan Yahya – diakui atau tidak - sudah masuk kategori politik tingkat tinggi.
Beda dengan PBNU sebelumnya, era kepemimpinan KH Said Aqil Siroj (SAS). Pada era SAS, Cak Imin bisa menempakan politikus PKB, Helmy Faishal Zaini, sebagai Sekjen PBNU. Ini juga mudah dipahami, karena pada Muktamar NU Alun-Alun Jombang, Cak Imin all out mengegolkan SAS sebagai ketua umum PBNU.
Sehingga Cak Imin pun leluasa mempengaruhi SAS. Konsekuensinya, pidato SAS di mana-mana mendukung PKB. Sampai muncul sinisme bahwa PBNU di bawah ketiak PKB. Atau lebih tepatnya, di bawah ketiak Cak Imin.