Modus Baru Salafi-Wahabi, Gunakan Kitab Kuning Serang Amalan NU
Editor: Tim
Rabu, 16 Februari 2022 12:38 WIB
Oleh: Mukhlas Syarkun --- Entah apa yang ada dalam benak di kalangan kelompok takfiri (Salafi-Wahabi) yang telah menggunakan berbagai cara untuk memalsukan ta'bir kitab kitab mu'tabar.
Kini ada modus baru, yaitu menggunakan potongan ta'bir kitab Mu'tabar lalu dikomentari. Mereka membuat opini seolah-olah amalan-amalan yang diamalkan masyarakat Islam di Nusantara adalah bid'ah munkarot.
BACA JUGA:
Benarkah Merayakan HUT Kemerdekaan RI Bid'ah dan Haram?
Bersih Desa Urek-Urek Tanggap Wayang Kulit, Bupati Malang Apresiasi Pemdes Pertahankan Tradisi
Sarat Nilai Keimanan, Khofifah Ajak Teladani Sifat Zuhud Abu Wahb Bahlul bin An as Shairofi Al Kufi
Salafi Disebut Usik Paham Muhammadiyah, Dr Ali Trigiyatno: Ngobok-Ngobok Paham sudah Mapan
Dalam sepekan ini saja kami mendapat kiriman dua potongan video narasi yang sama. Yaitu menyerang amalan masyarakat di Nusantara dengan menggunakan kitab-kitab kuning yang menjadi rujukan masyarakat Islam Nusantara pada umumnya, khususnya warga NU.
Pertama, potongan video seseorang yang begitu bersemangat menyerang amalan masyarakat Nusantara, khususnya amalan tahlilan dengan menggunakan ta'bir kitab Fathul Mu'in. Lalu dikomentari bahwa kitab Fathul Mu'in ini kitab rujukan hampir semua pesantren, tapi mengapa tidak diikuti. Demikian opini yang dihembuskan.
Padahal ta'bir yang dibaca (dimaksud) adalah mengenai niyaha atau tradisi meratap kematian yang lazim dilakukan wanita jahiliyah. Juga tradisi masyarakat tentu yang melakukan niyaha berjamaah (meratap massal).
Tradisi itu kemudian dihapus oleh nabi dengan konsep ta'ziyah berdoa, dan sholat janazah.
Kedua, video seseorang yang mengklaim pengurus Ansor. Ia membaca nukilan dari kitab karya Kiai Sholeh Darat, seorang ulama yang menjadi Guru KH. Ahmad Dahlan dan Hadratussyaikh KHM Hasyim Asyari.
Dia mengomentari yang intinya kiyai Sholeh Darat menilai bahwa amalan selametan 3 dan 7 hari adalah bid'ah munkarot.
Simak berita selengkapnya ...