Bupati Pamekasan Minta BKPSDM Evaluasi ASN yang Tidak Berbakti kepada Agama, Bangsa dan Negara
Editor: Yudi Arianto
Wartawan: Dimas MS
Selasa, 17 Mei 2022 18:45 WIB
PAMEKASAN, BANGSAONLINE.com - Bupati Pamekasan H. Baddrut Taman menghadiri pembukaan Pelantikan Kepemimpinan Pengawasan Angkatan XVl, pola kemitraan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pamekasan dengan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Provinsi Jawa Timur tahun 2022.
Pelantikan yang diselenggarakan di Hotel Berlian Selasa (17/05/22) tersebut juga dihadiri oleh perwakilan BPSDM Jatim beserta jajarannya.
BACA JUGA:
Pria di Pamekasan Perkosa Anak Tiri yang Masih SMP hingga Hamil 4 Bulan
Sempat Dinyatakan Hilang, Ibu Rumah Tangga di Pamekasan Ditemukan Tewas di Dalam Sumur
Kompensasi dan Ganti Rugi Tak Jelas, Nelayan Pamekasan Khawatirkan Survei Migas PT Anugerah
Kiai se-Madura Deklarasi Khofifah-Emil, Ketum Muslimat itu Ngaku Ajak Puasa Kepala OPD Puasa 41 Hari
Bupati Pamekasan Baddrut Tamam menyampaikan bahwa pelatihan pelantikan tersebut diikuti perwakilan masing-masing OPD yang berjumlah sekitar 40 orang. Mereka akan menempa ilmu selama pelatihan sebagai bekal dalam menjalankan tugasnya sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN).
"Pelatihan kepemimpinan ini semangatnya kolaboratif, inovatif, bekerja cepat, dan orientasinya mengabdi kepada negara dengan percepatan yang lebih masif di semua level," ungkapnya.
Mantan anggota DPRD Jawa Timur itu menambahkan, output dari pelatihan tersebut mampu memberikan semangat baru untuk kemajuan Pamekasan, dan Indonesia secara umum dengan kerja berkebaruan guna menyongsong Indonesia Emas pada tahun 2045.
"Harapan saya, kolaborasi ini bisa ditingkatkan di sini, semangatnya apa? Indonesia kecil yang ada di Pamekasan ini bisa berkontribusi besar untuk Indonesia besar," jelasnya.
Dia meminta Badan Kepegawaian Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Pamekasan untuk mengevaluasi ASN yang tidak berbakti kepada agama, bangsa dan negara dengan kerja biasa-biasa di tengah tuntutan bekerja luar biasa seiring majunya revolusi industri.
"Kalau ada aparatur sipil yang tidak mencintai Indonesia, dan aparatur sipil yang tidak sungguh-sungguh bekerja itu untuk dievaluasi. Karena bekerja extra ordinary saja nilainya biasa, apalagi mereka yang tidak kerja sungguh-sungguh," tegasnya. (dim/ari)