800 Calon Santri Tebuireng Tak Tertampung, Akibat Keterbatasan Gedung
Editor: MMA
Selasa, 28 Juni 2022 11:16 WIB
JOMBANG, BANGSAONLINE.com – Minat orang tua untuk memondokkan putra-putrinya ke pesantren terus meningkat. Bahkan grafik peningkatan itu naik sangat tajam dan drastis. Maklum, kini pesantren telah menjadi pendidikan modern dan terlengkap mata pelajarannya, di samping menjadi lembaga pendidikan alternatif paling efektif untuk penempaan akhlak dan agama.
Salah satu pesantren favorit di Indonesia adalah Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur. Pesantren yang didirikan Hadratussyaikh KHM Hasyim Asy’ari pada 3 Agustus 1899 itu kini menjadi pilihan banyak orang tua untuk memondokkan putra-putrinya.
BACA JUGA:
Terima Dubes Jepang untuk Indonesia, Pj Gubernur Jatim Bahas Pengembangan Kerja Sama
Silaturahmi ke Keluarga Pendiri NU, Mundjidah-Sumrambah Minta Restu
Sah, Gus Kikin Terpilih jadi Ketua PWNU Jatim dengan Dukungan 88 Persen
Ziarah ke Makam Pendiri NU, Khofifah: Gus Dur dan Gus Sholah itu Guru Saya, Beliau Sosok Istimewa
Akibatnya, banyak calon santri yang tak tertampung karena keterbatasan gedung atau sarana dan prasarana. “Tahun ini ada 800 calon santri yang tak tertampung,” kata Kusnadi, seorang ustadz yang membidangi penerimaan santri baru saat menyampaikan laporan dalam acara Silaturahim Pengasuh dan Wali Santri di Masjid Ulul Albab Pesantren Tebuireng Jombang Jawa Timur, Ahad (26/6/2022).
Hampir tiap tahun, setiap penerimaan santri baru, selalu ada calon santri yang tak tertampung di Pesantren Tebuireng. Dan jumlahnya sangat besar.
Menurut Kusnadi, ada 11 unit pendidikan di Tebuireng. Mulai MadrasahTsanawiyah, SMPT, Madrasah Aliyah, SMA, Muallimin, SMK, perguruan tinggi dan lainnya.
Santri baru yang tertampung tahun ini sebanyak 1.700 orang lebih. Catatan BANGSAONLINE.com, sejak Pesantren Tebuireng diasuh KH Salahuddin Wahid (Gus Sholah) sebenarnya telah banyak mencari solusi. Problem yang paling sulit diatasi karena lahan di sekitar Pesantren Tebuireng adalah perkampungan padat sehingga sulit mencari lahan baru untuk membangun gedung sebagai pengembanga pesantren.
Gus Sholah kemudian mendirikan cabang pesantren Tebuireng di berbagai daerah. Bahkan mencapai sekitar 15 pondok pesantren baru, termasuk di luar Jawa. Kebijakan Gus Sholah itu diteruskan oleh KH Abdul Halim Mahfudz (Gus Kikin), pengasuh Pesantren Tebuireng yang sekarang.
(Pertemuan wali santri baru di Tahun Pelajaran 2022/2023 MTs Syalafiah Safiiyah Tebuireng Jombang, Ahad (26/6/2022). Foto: mma/bangsaonline.com)
Kusnadi menuturkan bahwa para calon santri itu tak tertampung karena dua hal. Pertama, faktor daya tampung pesantren Tebuireng yang sudah penuh.
Kedua, karena ada aturan dari Kemendiknas bahwa dalam satu kelas untuk SLTP, seperti Tsanawiyah, SMP dan sederajat, maksimal sebanyak 34 siswa. Sedang untuk SLTA seperti Madrasah Aliyah, SMA dan yang sederajat, maksimal 36 siswa.
Maka beberapa unit pendidikan di Tebuireng harus membatasi siswa-siswi baru yang diterima. Madrasah Tasnawiyah, milsanya, cuma bisa menampung siswa-siswi baru 7 ruang kelas. Yakni ruang A, B, C, D, E, F, G.