Pakai Uang Pribadi, Kiai Asep Bantu Cari Ribuan Relawan Vaksin Merah Putih, Ini Syarat Jadi Relawan
Editor: MMA
Jumat, 22 Juli 2022 07:42 WIB
MOJOKERTO, BANGSAONLINE.com – Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA, mengumpulkan 50 kepala desa di Rumah Makan Den Bei Mojosari, Mojokerto, Kamis (21/7/2022) malam. Pendiri dan pengasuh Pondok Pesantren Amanatul Ummah Surabaya dan Pacet Mojokerto Jawa Timur itu mengaku dimintai tolong Universitas Airlangga (Unair) Surabaya untuk merampungkan Vaksin Merah Putih yang kini memasuki Uji Klinik Fase ke-3.
“Bu Rosita dan Bu Nyoman, guru besar Unair, empat orang dengan dua orang lagi, perempuan semua, datang kepada saya,” kata Kiai Asep Saifuddin Chalim kepada BANGSAONLINE.com usai acara pertemuan dengan para kepala desa itu tadi malam.
BACA JUGA:
Kagumi Prestasi Amanatul Ummah, Kementerian Pendidikan Malaysia Studi Banding ke Pacet Mojokerto
Dukung Khofifah-Emil Satu Paket dengan Barra-Rizal, Demokrat Mojokerto Gelar Ikrar Bersama
Gus Fahmi Ngaku Dapat Intimidasi 4 Kali karena Bela Gus Barra-dr Rizal
5 Daerah di Jatim Bakal Diisi Calon Tunggal, Pengamat Politik Unair: Erosi Demokrasi Lokal
Yang dimaksud Bu Rosita adalah Prof Dr Cita Rosita Sigit Prakoeswa, Sp.KK, Direktur Pendidikan Profesi dan Penelitian RSUD dr. Soetomo. Sedang Bu Nyoman adalah Prof dr Ni Nyoman Tri Puspaningsih, Wakil Rektor Bidang Research, Innovation, and Community Develpoment Unair.
Kiai Asep pun langsung bergerak. Selain mengumpulkan para kepala desa, Kiai Asep juga mengirim para santrinya menjadi relawan.
“Besok (hari ini, Red) ada 15 santri Amanatul Ummah kita kirim ke Unair,” kata Kiai Asep yang memiliki sekitar 12.000 santri itu.
Menurut Kiai Asep, saat ini Vaksin Merah Putih butuh 4.000 relawan. Tapi Unair dan RSUD dr Soetomo sudah mengumpulkan 2.000 relawan. “Tinggal 2.000. Semoga 2.000 ini bisa tertutup dari Mojokerto,” kata Kiai Asep di depan para kepala desa itu.
Karena itu Kiai Asep lalu mengumpulkan para kepala desa. Ia minta kepala desa yang hadir di Rumah Makan Den Bei itu mencari relawan, minimal 10 orang di setiap desa. “Kalau lebih malah bagus. Misalnya per kepala desa 100 orang. Gak apa-apa. Nanti semua beaya saya yang nanggung. Perorang (relawan) saya kasih Rp 500 ribu untuk transport,” kata putra KH Abdul Chalim, salah seorang ulama pendiri NU asal Leuwimunding Majalengka Jawa Barat.
Tapi, kata Kiai Asep, jika pihak Unair juga memberi uang transport diambil saja. Kiai Asep juga menggaransi, jikan misalnya nanti relawan itu ternyata tidak memenuhi syarat juga tak masalah. Uangnya tak akan diminta lagi.
"Misalnya setelah diperiksa ternyata tak memenuhi syarat. Uang transportnya tak akan diminta lagi," katanya sembari tersenyum.
Kiai Asep menjelaskan bahwa di Mojokerto ada 304 kepada desa. Menurut Kiai Asep, dari 304 kepala desa cukup 200 kepala desa saja yang digerakkan. “Kalau satu kepala desa bisa mendapatkan 10 relawan berarti kita sudah mendapatkan 2.000 relawan. Berarti problem nasional bisa tertutup dari Mojokerto,” kata kiai yang selalu mengenakan baju putih itu.
Kiai Asep siap menanggung beayanya. “Ya, demi Jawa Timur dan bangsa Indonesia. Karena vaksin Merah Putih ini akan mengangkat bangsa Indonesia di dunia internasional. Ini kebanggaan Jawa Timur dan nasional,” tegasnya.
(Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA. Foto: bangsaonline.com)
Kiai Asep bahkan sudah menghitung beayanya. “Kalau kita dapatkan 2.000 relawan dengan beaya perorang Rp 500 ribu kan Rp 1 miliar. Gak apa-apa saya yang beayai,” tegas Kiai Asep lagi.
Lalu bagaimana tanggapan para kepala desa? Para kepala desa itu mengakui sulit. Karena mayoritas warganya sudah vaksin. Tapi mereka optimistis. Bahkan usai pertemuan beberapa kepala desa mengaku sudah mendapatkan relawan.
“Desa Kembang Belor sudah dapat 12 relawan,” kata Muchtar Efendi, Kepala Desa Kembang Belor kepada BANGSAONLINE.com setelah ia komunikasi dengan perangkat desanya.