Buka Festival Mangrove Perdana, Gubernur Khofifah Ajak Sedekah Oksigen | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

Buka Festival Mangrove Perdana, Gubernur Khofifah Ajak Sedekah Oksigen

Editor: Yudi Arianto
Wartawan: Devi Fitri Afriyanti
Selasa, 30 Agustus 2022 22:27 WIB

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa saat membuka Festival Mangrove I Tahun 2022.

“Banyak pihak baik masyarakat, para pegiat lingkungan maupun Yagasu saya lihat telah mendedikasikn dirinya dalam upaya penanaman mangrove ini. Tidak hanya penanaman mangrove saja tapi sekaligus untuk produk hilirisasi mangrove seperti sirup, kripik, sampai batik. Hal ini tentunya berseiring dengan komitmen para bupati/wali kota di Jatim,” katanya.

Menurutnya, sendiri terus melakukan upaya pemulihan ekosistem mangrove di wilayah pesisirnya. Bahkan, dirinya pun telah berkeliling ke sejumlah daerah untuk menanam mangrove di sejumlah kawasan pesisir di Jatim.

Upaya ini perlu terus digencarkan mengingat Jatim merupakan Provinsi dengan luasan mangrove terbesar di Pulau Jawa dan Bali. Berdasarkan Peta Mangrove Nasional Tahun 2021 yang dikeluarkan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KemenLHK), luas kawasan mangrove di Jatim mencapai 27.221 Ha.

Sementara itu, total potensi mangrove di Jatim seluas 51.557 Ha saat ini 47,26% dalam kondisi lebat, 46,07% kondisi sedang dan 6,66% kondisi jarang. Upaya penanaman yang melibatkan para stakeholder di Jatim sejak 3 tahun terakhir sampai dengan saat ini mencapai 1.367,77 Ha dengan bibit yang sudah ditanam sejumlah 5,08 Juta batang.

“Kami mengucapkan terima kasih kepada berbagai elemen dan stakeholder di Jatim baik Pemerintah Kabupaten/Kota, UPT Pemerintah Pusat, TNI, Polri, Lembaga Swadaya Masyarakat, BUMD, para pegiat lingkungan hidup dan masyarakat yang semakin intensif melakukan restorasi mangrove di sejumlah tempat Jatim,” ungkapnya.

Tidak hanya itu, melalui perangkat daerah terkait terus melakukan upaya pemulihan ekosistem, baik di kawasan hutan, areal penggunaan lain pada Daerah Aliran Sungai (DAS) maupun pada kawasan ekosistem mangrove di pesisir secara terintegrasi.

Komitmen ini, kata Khofifah, seiring dengan kampanye global penurunan emisi Gas Rumah Kaca (GRK). Dimana Pemerintah Indonesia memiliki target penurunan emisi GRK sebesar 29% sampai dengan 41% pada tahun 2030.

Untuk itu diperlukan langkah-langkah terobosan, inovasi dan kolaborasi sebagai upaya untuk percepatan implementasi aksi perubahan iklim, terutama pada sektor kehutanan dan penggunaan lahan khususnya aktivitas budidaya pertanian.

“Pemulihan ekosistem mangrove merupakan salah satu cara mitigasi perubahan iklim dengan pola Peningkatan Cadangan Karbon (PCK). Ekosistem mangrove harus dikelola dengan basis masyarakat pesisir sebagai pelaku utama, dengan tetap memperhatikan nilai ekologi, ekonomi dan sosial budaya setempat,” kata Khofifah. (dev/ari)

 

Berita Terkait

Bangsaonline Video