Kabupaten Jember, Daerah Berpotensi Bencana | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

Kabupaten Jember, Daerah Berpotensi Bencana

Senin, 11 Mei 2015 19:44 WIB

Kepala BPBD Jember, Drs. Suhanan (nomer tiga dari kiri), foto bersama staf BPBD Jember. foto: Yudi Indrawan/BANGSAONLINE

”Kami sudah melakukan survey dan pengukuran di masing-masing desa untuk membuka jalur akses evakuasi. Maka akan lebih memudahkan warga untuk melakukan penyelamatan saat tsunami. Selain itu, kami juga sudah melakukan pelatihan kepada masyarakat di daerah rawan tsunami. Saat ini, di masing-masing desa sudah terbentuk 100 satgas tsunami, yang setiap saat membantu dalam upaya penyelamatan,” terangnya .

Seperti halnya bencana erupsi Gunung Raung, yang saat ini mengantui warga di 3 Kecamatan (Sumberjambe, Silo dan Ledokombo). Penanganan dampak erupsi Gunung Raung ini, pihaknya telah melakukan mapping wilayah yang dituangkan dalam Rencana Konsijensi (Rekon).

”Dalam Rekon ini dipetakan ada 14 Desa di 3 Kecamatan yang terkena dampak erupsi Gunung Raung. Di 14 Desa ini, sudah dibentuk desa tangguh. Dalan Rekon ini, sudah ada petunjuk siapa dan bagaimana serta melakukan apa saat terjadi erupsi. Kami sudah membahasnya dengan beberapa instansi TNI, polisi dan instansi pemerintah lain, dan sudah ada MoU, jika terjadi erupsi semua elemen bergerak untuk membantu masyarakat,” ungkapnya pula.

Penanganan tanah longsor, Suhanan mengaku telah memasang alat pendeteksi bencana tanah longsor di 3 Kecamatan, yakni Kecamatan Panti, Patrang dan Arjasa. Alat ini bisa mendeteksi sejauh 200 meter dari alat yang dipasang, jika akan akan terjadi bencana tanah longsor.

”Alat ini sangat membantu petugas, sehingga sebelum terjadi bencana tanah longsor masyarakat bisa dievakuasi terlebih dahulu. Seperti kasus tanah longsor di Perkebunan Sentul Panti beberapa waktu lalu. Kurang 500 meter,longsoran akan menimpa pemukiman penduduk, sebelum menelan korban jiwa, kami memerintahkan untuk melakukan evakuasi kepada warga ke tempat yang lebih aman. Semua sarana dan prasarana dan kebutuhan dasar mereka kita cukupi,” pungkasnya.

Oleh karena itu, Suhanan berharap agar masyarakat hidup harmoni dengan bencana. Artinya, masyarakat harus mengenali potensi bencana yang ada, kemudian bagaimana upaya masyarakat untuk menghindarinya.

”Jika kita menentang bencana, jelas akan terjadi banyak korban. Hindari bencana jangan ditentang kemudian kita ambil manfaatnya,” imbaunya. (yud/ros) 

 

Berita Terkait

Bangsaonline Video