UMM Malang Tangkap Perjokian Canggih Mahasiswa Baru, Dikendalikan dari Yogyakarta
Senin, 11 Mei 2015 21:53 WIB
MALANG, BANGSAONLINE.com - Panitia Penerimaan Mahasiswa Baru Universitas Muhamadiyah Malang (UMM) menangkap pelaku perjokian saat ujian sedang berlangsung. Para pelaku yang berjumlah lima orang diamankan saat tes sedang berlangsung sekitar 30 menit.
Lima orang tersebut terdiri dari empat orang berjenis kelamin perempuan dan seorang laki-laki. Mereka mengikuti tes penerimaan mahasiswa baru untuk Fakultas Kedokteran. Joki memanfaatkan teknologi canggih ini dikendalikan dari Yogyakarta.
BACA JUGA:
KPK Ungkap Kasus 5 Mahasiswa Korupsi Dana Bansos Hingga Joki Skripsi
Terbongkarnya Perjokian di UMM Malang, Purek Imbau Mahasiswa atau Ortu tak Paksakan Kehendak
Tarif mereka mencapai Rp 160 juta bagi calon mahasiswa agar bisa diterima di Fakultas Kedokteran UMM. “Mereka berani membayar Rp 120 hingga Rp 160 juta pada operator joki. Padahal jika melalui jalur jujur tanpa joki, biaya masuknya hanya Rp 125 juta,” cetus Wakil Pembantu Rektor II UMM, Fauzan, di gedung kuliah bersama (GKB) 1 UMM Senin (11/5).
Kelima pelaku peserta ujian tes masuk UMM ini ditangkap di ruang yang berbeda dan diinterogasi di ruang khusus. Lima pelaku tersebut berinisial RPL, KN, BPW, R, dan EAS. Mereka menggunakan peralatan canggih yang selalu terhubung dengan pihak luar setiap saat. Peralatan tersebut disembunyikan di tempat-tempat vital yang tidak mungkin digeledah. Untuk pria di alat kelamin, sedangkan untuk wanita diantaranya di bantalan tempat jilbab.
Fauzan, yang juga Koordinator Keamanan Tes di UMM menceritakan modus operandi para joki tersebut. Di antaranya peserta ujian dibekali peralatan kamera kecil nan canggih yang disamarkan dalam pensil. Selain itu, ada speaker magnetik yang ditanam di telinga, juga alat komunikasi mini. Alat komunikasi ini untuk pria diletakkan di tempat kemaluan dan wanita di bawah jilbab sebagai rambut palsu.
“Cara kerjanya, soal yang diterima difoto terlebih dahulu dengan kamera yang ada. Foto dikirim ke tim di Yogakarta. Tim ini kemudian mengerjakan seluruh soal yang ada,” jlentrehnya. Selanjutnya, jawaban soal dikirim kembali dari Yogyakarta memakai sandi.