SMPN 1 Taman, Sekolah Toleransi Pertama di Indonesia
Editor: Revol Afkar
Wartawan: Catur Andy Erlambang
Minggu, 18 Desember 2022 00:19 WIB
SIDOARJO, BANGSAONLINE.com - Peringatan HUT ke-60 SMPN 1 Taman, Sidoarjo, jadi momen istimewa bagi sekolah yang didirikan tanggal 18 Desember 1962 tersebut. Sebab, SMPN 1 Taman dideklarasikan sebagai sekolah toleransi, Sabtu (17/12/22).
SMPN 1 Taman dicanangkan sebagai sekolah toleransi ini oleh Komunitas Seni Budaya BrangWetan sejak tahun 2020, bersama empat sekolah lain dalam program cinta budaya cinta tanah air (CBCTA). Yaitu SMPN 1 Waru, SMPN 1 Gedangan, SMAN 1 Gedangan, dan MA Nurul Huda Sedati.
BACA JUGA:
Antusias Masyarakat Tinggi, Plt Bupati Sidoarjo Bakal Tambah Kuota Beasiswa Pendidikan
Kenalkan Kehidupan Kampus, Unusida Gelar PKKMB untuk Mahasiswa Baru
Siswi SMPN 2 Sidoarjo Raih Juara di Lomba Fashion Show Tingkat Kabupaten
Polisi di Sidoarjo Edukasi Bijak Bermedia Sosial saat MPLS
"Dengan demikian, sebutan sekolah toleransi bukan sebuah klaim yang tiba-tiba, bukan hadiah dari siapa pun, termasuk dari pemerintah, tetapi sudah melalui proses yang panjang," ujar Henri Nurcahyo, Ketua Komunitas Seni Budaya BrangWetan.
Sementara Dr. Netty Lastiningsih, Kepala Bidang Penjamin Mutu Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Sidoarjo, menegaskan predikat sekolah toleransi yang diraih oleh SMPN 1 Taman hanya sebuah status. Menurutnya, yang terpenting adalah proses yang telah dilalui dalam mewujudkan hal itu.
"Karena ada imajinasi dan rasa penasaran, sehingga menghasilkan suatu karya. Tujuan utamanya adalah penguatan karakter dan berpikir kritis, yang menjadi salah satu tolok ukur profil Pelajar Pancasila dalam kurikulum merdeka," terangnya.
Ia mengingatkan, bahwa tantangan yang dihadapi anak-anak di masa mendatang akan lebih kompleks. Peran guru dan orang tua sangat besar dalam hal ini.
"Pada usia yang ke-60 merupakan usia yang matang, karena itu diharapkan SMPN 1 Taman melakukan diseminasi dan mampu memberi teladan bagi sekolah lainnya. Apalagi tahun depan juga menjadi sekolah penggerak," ujar Netty.