Gubernur Khofifah Kukuhkan Paguyuban Masyarakat Jawa Timur di Sumatera Selatan
Editor: M. Aulia Rahman
Wartawan: Devi Fitri Afriyanti
Minggu, 08 Januari 2023 18:19 WIB
PALEMBANG, BANGSAONLINE.com - Gubernur Khofifah mengukuhkan 60 orang yang tergabung dalam Paguyuban Masyarakat (Pama) Jawa Timur Provinsi Sumatera Selatan periode 2022-2026 di Palembang, Sabtu (7/1/2023).
Berdasarkan Surat Keterangan Nomor: 001/SKEP/Pama Jatim/VIII/2022 yang dikeluarkan pada Agustus 2022, secara khusus Gubernur Khofifah melantik KH Amiruddin Nahrawi sebagai Ketua Umum Pama Jawa Timur Provinsi Sumatera Selatan.
BACA JUGA:
Hadiri HUT Pepabri ke-65, Khofifah Berterima Kasih atas Sinergi Membangun Jatim
Mohon Doa Restu Maju Pilgub Jatim 2024, Khofifah Ajak Muslimat NU Jember Perbanyak Sedekah
Khofifah Ajak Nahdliyin Implementasikan Qanun Asasi NU saat Harlah Muslimat ke-78 di Kota Batu
Di Ponpes Sabilun Naja Bojonegoro, Khofifah Didoakan KH Anwar Zahid 2 Periode
Saat memberi sambutan, mantan Menteri Sosial itu mengatakan bahwa pelantikan pengurus paguyuban ini merupakan pertemuan antara Kerajaan Majapahit dan Sriwijaya yang menjadi kekuatan besar untuk membangun Nusantara.
"Nusa itu artinya pulau dan antara adalah pulau bagian terluar. Maka Mahapatih Gajah Mada bertekad dan menguatkan untuk mempersatukan pulau-pulau terluar hingga disebutlah nusantara," tuturnya.
Khofifah menambahkan, tekad Gajah Mada hingga bersatunya pulau-pulau terluar terwujud setelah beliau berpuasa (Amukti Palapa). Melihat hal itu, gubernur mengingatkan ada sisi spiritual di dalam sejarah kebangsaan Indonesia yang kuat sekali dan itu ada di dalam Pancasila khususnya pada sila pertama.
"Maka ruh spritualitas masyarakat Jatim yang berkumpul di dalam paguyuban ekawangi, Ronggolawe, masyarakat pecel lele, ikama dan sebagainya menjadi perekat dan kekuatan kita bersama hidup di Nusantara," ungkapnya.
Menurut dia, pertemuan kekuatan besar Majapahit dan Sriwijaya dalam paguyuban masyarakat Jatim di Sumsel bisa menjadi penguat pilar NKRI . Ada kesamaan tekad membangun persaudaraan dan persatuan di Nusantara.
"Ini menjadi referensi kita semua apakah 9 suku besar di Sumsel atau 51 suku di Sumsel ditambah berapa banyak suku dari beragam daerah salah satunya dari Jatim, maka inilah Bhinneka Tunggal Ika. Berbeda tapi tetap satu, belumlah cukup dan bisa terpecah kalau tidak diikat dengan Pancasila," paparnya.