Bupati Kediri Beri Pendampingan Trauma Healing untuk Warga Terdampak Kerusuhan Ngadiluwih
Editor: M. Aulia Rahman
Wartawan: Tiara Puti Rahmahita
Jumat, 13 Januari 2023 22:20 WIB
KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Trauma masih dirasakan warga terdampak kerusuhan di Desa Wonorejo, Kecamatan Ngadiluwih. Menyikapi kondisi ini, Bupati Kedrii, Hanindhito Himawan Pramana, memberikan pendampingan trauma healing kepada warga yang belum bisa melupakan kejadian pada Kamis (5/1/2023).
Setidaknya, ada puluhan warga yang masih trauma dikumpulkan di Balai Desa Wonorejo, Kecamatan Ngadiluwih. Dalam pendampingan trauma healing ini, Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Kediri menggandeng kalangan akademisi dari program studi psikologi Islam, IAIN Kediri.
BACA JUGA:
Ketua RT di Kediri Menangis di Depan Bupati Dhito, Mengapa?
Bupati Kediri Serahkan Sertifikat Tanah Elektronik PTSL Pertama Kali di Kecamatan Kepung
Pintu Perlintasan KA Rusak Akibat Tersangkut Atap Truk, PT KAI Tuntut Ganti Rugi
Bupati Kediri Resmikan Gedung KRIS RSKK Pare
"Kejadian kerusuhan kemarin memang banyak warga yang mengalami trauma, mulai tingkat ringan sampai berat. Hari ini warga yang menyaksikan kerusuhan itu dihadirkan untuk mengikuti trauma healing," kata Plt Kepala Dinsos Kabupaten Kediri, Dyah Saktiana, Jumat (13/1/2023).
Pendampingan trauma healing bagi warga terdampak kerusuhan, lanjut Nana (sapaan akrabnya), merupakan instruksi langsung dari bupati. Pasalnya, saat kejadian banyak warga, bahkan anak-anak yang melihat langsung kejadian kerusuhan itu.
"Mas Bupati meminta langsung dilakukan pendampingan trauma healing, supaya dapat terdeteksi mana yang trauma ringan, mana yang berat," ujarnya.
Bagi warga yang terdeteksi mengalami trauma berat, nantinya akan dilanjutkan dengan pendampingan khusus secara bertahap oleh petugas psikologis klinis. Melalui pendampingan itu diharapkan warga dapat kembali normal tanpa bayang-bayang kejadian kerusuhan yang sebelumnya dilihat.
"Pendampingan ini supaya traumanya tidak berkelanjutan, karena kalau traumanya berat dan berkelanjutan bisa berbahaya, bisa menjadi ODGJ," tuturnya.
Pendampingan tahap pertama yang dilakukan itu khususnya untuk warga yang sudah dewasa. Sedang, untuk anak-anak pendampingan akan dilakukan di hari berbeda karena membutuhkan perlakuan berbeda.