Mbah Liem Minta Uang, Gus Dur: Katanya Wali, Kok Minta Uang
Editor: M Mas'ud Adnan
Sabtu, 04 Februari 2023 13:07 WIB
JOMBANG, BANGSAONLINE.com – Pada tulisan M Mas'ud Adnan edisi pertama berjudul "Legacy Gus Sholah, Ramalan Mbah Liem dan Satu Abad NU" disebutkan bahwa Mbah Liem inilah yang meramal Gus Dur akan jadi presiden RI keempat dan Gus Sholah pengasuh Pesantren Tebuireng. Siapa Mbah Liem? Silakan ikuti tulisan CEO HARIAN BANGSA dan BANGSAONLINE itu di bawah ini. Selamat membaca:
Pada jaman Orde Baru ada seorang kiai sangat nyentrik. Saking nyentriknya kadang tampil tak seperti layaknya performance seorang kiai. Pakai celana jean dan topi baret merah Kopassus. Kadang pakai topi hijau infantri atau juga topi Banser. Lengkap dengan jaket Banser. Seolah bukan kiai. Pokoknya, nyelenih dan eksentrik.
BACA JUGA:
Khofifah Pernah Jadi Bintang Senayan, Prof Kiai Asep: Cagub Paling Lengkap dan Berprestasi
Pemkab Resmi Ganti Beberapa Acara di Gelaran Jombang Fest 2024, Ini Alasannya
Barisan Loyalis Gus Dur Lumajang Deklarasi Dukung Khofifah-Emil di Pilgub Jatim 2024
Terima Dubes Jepang untuk Indonesia, Pj Gubernur Jatim Bahas Pengembangan Kerja Sama
Tapi hampir semua tokoh nasional Indonesia hormat dan segan. Termasuk Presiden RI Soeharto dan keluarganya. Bahkan juga Gus Dur. Tapi dasar Gus Dur. Sesegan apapun Gus Dur selalu ada peluang guyon dan bahkan menggonjloknya. Sehingga terjadilah ger-geran.
Mbah Liem. Demikian orang-orang memanggil kiai yang sangat populer itu. Nama lengkapnya KH Muslim Rifai Imampuro.
Nama pesantrennya juga eksentrik. Pondok Pesantren Al-Muttaqin Pancasila Sakti. Pesantren itu ia dirikan di Sumberejo Wangi, Troso, Karanganom, Klaten Jawa Tengah. Tahun 1959. Tapi ada yang menyebut 1967.
Apa punya keistimewaan. Banyak. Mbah Liem selalu mengajarkan cinta tanah air, kesantunan dan akhlak luhur. Sikap keagamaannya moderat atau ausath. Mbah Liem inilah yang kali pertama mencetuskan NKRI harga mati. Yang kini sangat populer itu.
Yang menarik, Mbah Liem selalu titip dua hal: NU dan NKRI. Karena itu beliau mencetuskan NKRI harga mati.
Mbah Liem kondang sebagai guru spiritual. Punya kharisma besar. Bahkan diyakini sebagai waliyullah. Terutama karena ramalan-ramalannya terbukti. Termasuk ketika meramal Gus Dur bakal jadi presiden dan Gus Sholah jadi pengasuh Pesantren Tebuireng, seperti saya tulis pada tulisan edisi pertama.
Padahal ramalan itu diungkapkan jauh beberapa tahun sebelumnya. Sehingga terkesan tak masuk akal. Bahkan orang yang diramal pun tak percaya.
Otomatis banyak elit politik nasional ‘ngalaf berkah’ pada Mbah Liem. Termasuk keluarga Presiden Soeharto. Mbak Tutut (Siti Hardiyanti Rukmana), putri sulung Presiden Soeharto, termasuk tokoh yang sangat dekat dengan Mbah Liem. Mbah Liem bahkan keluar masuk Istana negara. Kadang salat tarawih dengan Presiden Soharto dan keluarganya.
Nah, suatu ketika Mbak Tutut tampil dalam suatu acara terbuka. Yang dihadiri ribuan massa. Mbak Tutut ada di atas panggung. Mbah Liem datang. Kiai nyentrik itu naik panggung. Mbah Liem tiba-tiba ndusel Mbak Tutut di atas panggung. Masyarakat pun gempar.
Namun tak ada yang berani protes. Karena masyarakat meyakini Mbah Liem waliyullah. Masyarakat malah sibuk menafsiri apa yang akan terjadi dengan peristiwa nyelenih Mbah Liem itu.
Tapi Gus Dur lain lagi. Ketika Gus Dur tahu bahwa Mbah Liem tidak hanya dekat dengan Mbak Tutut, tapi juga dengan Megawati Soekarnoputri (putri Bung Karno itu berkunjung ke Pesantren Mbah Liem), Gus Dur nyeletuk.
“Mbah Liem iki enak ya. Mbak Tutut mrene (ke sini), Mbak Mega ya mrene,” kata Gus Dur saat silaturahim ke Pesantren Mbah Liem di Klaten Jawa Tengah. Saat itu Gus Dur menjabat presiden. Mbah Liem langsung tersenyum.
Meski demikian, Gus Dur sangat hormat pada Mbah Liem. Begitu juga sebaliknya. Mbah Liem sering datang ke Gus Dur. Mbah Liem dan Gus Dur memang sangat akrab.
Nah, suatu saat Mbah Liem minta uang pada Gus Dur.
Apa kata Gus Dur? “Katanya wali, kok minta uang,” kata Gus Dur sembari tertawa.