Bupati Anne Senang Baca Buku Kiai Miliarder Tapi Dermawan, Berharap Lahir Kiai Asep di Purwakarta | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

Bupati Anne Senang Baca Buku Kiai Miliarder Tapi Dermawan, Berharap Lahir Kiai Asep di Purwakarta

Editor: MMA
Senin, 27 Februari 2023 07:35 WIB

Bupati Purwakarta Anne Ratna Mustika ketika membuka acara bedah buku Kiai Miliarder Tapi Dermawan karya M Mas'ud Adnan di Aula Al-Badar Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Pondok Pesantren Al-Hikamussalafiyah Cipulus, Purwakarta, Jawa Barat, Sabtu (23/2/2023). Foto: ist

Apa jawaban kiainya? “Saya disuruh buat ijazah sendiri,” kata sembari tertawa.

pun membuat ijazah sendiri. Tapi bagaimana dengan nilainya?

Lagi-lagi kiainya menyuruh membuat sendiri.

“Akhirnya nilainya saya buat 9 semua,” kata . Peserta langsung tertawa panjang.

Dengan ijazah bikinan sendiri itu datang ke kampus IAIN (kini UIN) Sunan Ampel untuk mendaftar. “Waktu itu ijazah seperti itu masih diterima tapi tes mata kuliahnya 8 mata pelajaran. Kalau Ijazah sekolah negeri cuma tiga mata pelajaran,” kata .

Namun, meski tes masuknya 8 mata pelajaran, yang dikenal pintar dan cerdas lolos.

Nah, setelah kuliah itu mulai jadi guru. Otomatis ia punya penghasilan. 

“Saya tak lapar lagi,” kata

Ia mudah diterima sebagai guru karena tak mengajar ilmu agama. Menurut dia, saat itu orang yang mengajar ilmu agama sudah banyak sehingga peluang diterima sangat kecil. 

"Saat itu sudah banyak orang bergelar BA," katanya.

justru mengajar ilmu alam. "Saya mengajar matematika, biologi, bahasa Inggris, bahasa Arab, bahasa Indonesia, " katanya sembari mengatakan bahwa saat sekolah SMA ia jurusan IPA atau Paspal.

Namun tak lama kemudian sekolah tempat ia mengajar mengadakan akreditasi. Ini menjadi dilema bagi . Karena ia tak punya ijazah SMA. 

"Kalau saya terus terang, ada kemungkinan saya dipertahankan atau justru saya dikeluarkan," katanya.

Tapi akhirnya memutuskan untuk menjaga harga diri.

"Saya pilih keluar karena tak punya ijazah SMA. Lapar lagi," kata

Para peserta terkesima mendengar kisah perjalanan . Maka ketika dibuka sesi tanya jawab, mereka langsung berebut mengacungkan tangan. Pertanyaan mereka bervariasi. Namun ada yang langsung minta ijazah doa agar bisa menjadi kaya dan sukses seperti .

pun mengijazahkan. menyarankan peserta membaca atau mengamalkan wirid Ya Kafi Ya Mughni Ya Fattah Ya Razzaq dan Hasbunallahu sayu’tinallahu minfadhlihi warasuluhu inna ilallahi roghibun.

juga mengijazahkan salat hajat 12 rakaat 6 kali salam dan 3 salat witir 2 kali salam. juga membaca doanya yang tertuang pada bagian belakang buku Kiai Miliarder Tapi Dermawan.

“’Ajaztukum,” kata yang dijawab peserta qobilna. Sebagian menjawab qobiltu.

mengaku bahwa kondisi ekonominya berubah drastis setelah mengamalkan salat malam 12 rakaat dan doa yang didapat dari Imam Ghazali dalam kitab Ihya Ulumiddin tersebut.

Peserta belum puas. Ada yang bertanya apakah dermawan sejak belum kaya. 

mengatakan bahwa ia dermawan sejak miskin. “Saya dulu guru di Lamongan. Tapi sejak itu saya berpikir untuk membantu orang lain. Saya cari anak-anak muda yang pintar dan cerdas. Saya bawa ke Surabaya, saya kuliahkan. Ada yang di kedokteran, hukum dan seterusnya. Tapi syaratnya harus miskin,” kata .

Tapi setelah mereka jadi sarjana dan sukses tak satupun yang ingat. “Saya undang saat saya mengkhitankan anak saya, tak satu pun yang datang. Hari raya juga tak ada yang datang, ” tuturnya.

Sehingga ia mendatangi seorang kiai dan mengeluh. “Apakah memang begini nasib orang membantu orang lain,’ keluhnaya.

Sang kiai menjawab, “Loh, Gus apa sampean baru tahu ayat al Quran yang menyatakan waqalilun min ibadiyas syakur. Sedikit sekali orang atau hambaku yang bersyukur. Makanya kalau menolong orang jangan berharap bantuan dari orang yang dibantu. Tap berharaplah bantuan dari Allah dan itu jauh lebih besar ketimbang bantuan manusia yang kita tolong,” kata kiai itu.

Sejak itu, mengaku tak pernah berharap bantuan dari orang yang ia bantu. “Ternyata bantuan Allah jauh lebih besar,” katanya.

Acara ini bekerjasama dengan Pergunu. Karena itu pesertanya, selain mahasiswa dan para kiai serta dosen STAI juga pengurus Pergunu. Hadir mendampingi , Wakil Ketua Umum Pergunu Ahmad Zuhri dan Prof Dr Agus Mulyana, guru besar Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung. (MMA)

 

Berita Terkait

Bangsaonline Video