Terlantar, MBO, Markas Besar Oelama Pejoeang Kemerdekaan RI, Diselamatkan Prof Kiai Asep
Editor: M Mas'ud Adnan
Minggu, 09 April 2023 16:02 WIB
“Saya ikhlas. Untuk apa saya miliki secara pribadi. Ini untuk NU dan bangsa,” kata Kiai Asep. Apalagi, abahnya, Kiai Abdul Chalim Leuwimunding, bagian dari sejarah penting dari MBO itu.
Maka pada para tahun 2019, tepatnya Rabu (13/11/2019), Kiai Asep Saifuddin Chalim, menandantangani penyerahan tanah wakaf Markas Besar Oelama (MBO) Jawa Timur itu kepada PBNU di Guest House Kampus Institut KH. Abdul Chalim Pondok Pesantren Amanatul Ummah Pacet Mojokerto Jawa Timur.
Penandatangan itu disaksikan KH Sholeh Hayat, pengurus PWNU Jawa Timur yang mengantarkan berkas persyaratan adiministrasi ke Kiai Asep untuk selanjutnya dibawa ke notaris. Saat itu M Mas’ud Adnan, CEO HARIAN BANGSA dan BANGSAONLINE, ikut menyaksikan proses penandatangan dan penyerahan tanah dan bangunan itu kepada Sholah Hayat yang menjadi utusan PWNU Jawa Timur sekaligus PBNU.
(Dr. KH. Asep Saifuddin Chalim, MA (kiri) menandantangani penyerahan tanah wakaf Markas Besar Oelama (MBO) Jawa Timur kepada PBNU di Guest House Kampus Institut KH. Abdul Chalim Pondok Pesantren Amanatul Ummah Pacet Mojokerto Jawa Timur, Rabu (13/11/2019). Penandatangan itu disaksikan KH Sholeh Hayat (kanan), pengurus PWNU Jawa Timur yang mengantarkan berkas persyaratan adiministrasi ke Kiai Asep untuk selanjutnya dibawa ke notaris. foto: BANGSAONLINE.com)
Seperti beritakan BANGSAONLINE, tempat bersejarah bernama Markas Besar Oelama (MBO) Djawa Timoer itu kemudian dinapaktilasi oleh PWNU Jawa Timur pada Sabtu, 16 Nopember 2019.
Saat itu BANGSAONLINE.com dan HARIAN BANGSA sempat datang ke lokasi MBO yaitu Jalan Satria RT 17 RW 03 Kedungrejo Waru Sidoarjo Jawa Timur.
Pantauan BANGSAONLINE, di depan bangunan yang tak terawat itu sudah dipasang terop dan beberapa kursi dan meja untuk acara “Napak Tilas Sejarah Markas Besar Oelama” yang akan berlangsung pada pukul 18.30, Sabtu 16 November 2019 nanti malam.
Sementara di pagar besi bangunan tersebut dipasang sepanduk dengan foto gedung tua plus foto KH Marzuki Mustamar, ketua PWNU Jawa Timur. “Iya ada pengajian nanti abis maghrib,” kata Mat Rai, warga NU yang kebetulan berada di lokasi tersebut.
MBO Djawa Timoer dikenal sebagai markas para ulama NU yang berperang melawan penjajah terutama dalam pertempuran 10 November Surabaya. Tanah dan bangunan itu terletak di Jalan Satria RT 17 RW 03 Kedungrejo Waru Sidoarjo Jawa Timur.
Napak tilas ini sangat pas dalam rangka memperingati semangat hari pahlawan nasional. Dan yang menarik, napak tilas MBO ini dilakukan tiga hari setelah Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA, menyerahkan wakaf tanah dan bangunan MBO Djawa Timoer itu kepada PBNU.
Seperti diberitakan BANGSAONLINE.com, tiga hari sebelumnya – tepatnya pada Rabu (13/11/2019), Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA menyerahkan wakaf tanah dan bangunan Markas Besar Oelama (MBO) Djawa Timoer kepada Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).
Tanah dan bangunan berlokasi di Waru Sidoajo Jawa Timur itu diserahkan Kiai Asep Saifuddin Chalim kepada PBNU melalui KH. Sholeh Hayat, salah seorang Pengurus Wilayah NU Jawa Timur di Guest House Institut KH Abdul Chalim, Pacet, Mojokerto, Jawa Timur, Rabu (13/11/2019).
Saat penandatangan itu juga disaksikan Drs Fathurrohman, salah seorang ketua PCNU Kota Surabaya dan M Mas'ud Adnan, CEO HARIAN BANGSA dan BANGSAONLINE.com yang kebetulan bersama Kiai Asep Saifuddin Chalim.
Kiai Asep menandangani sejumlah dokumen administrasi pengurusan pindah hak kepemilikan dari Kiai Asep Saifuddin Chalim kepada PBNU.
“Waktu saya terpilih jadi Ketua PCNU Surabaya, PCNU kan gak punya aset. Mesin ketik aja gak punya, karena gak tahu dibawa ke mana oleh pengurus sebelumnya. Akhirnya saya belikan banyak mesin ketik elektronik, termasuk MWC-MWC NU juga saya belikan dengan uang pribadi,” kata Kiai Asep yang kini memiliki 16.000 santri itu.
Nah, di antaranya, Kiai Asep juga menyelamatkan tanah dan bangunan MBO Djawa Timoer bersejarah itu, yang dulu jadi markas pejuangan para kiai NU Jawa Timur untuk kemerdekaan RI.
Menurut Kiai Asep, berkas tanah MBO Djawa Timoer itu sebenarnya sudah lama diserahkan kepada PBNU. Tapi karena penyimpanan dokumen di PBNU kurang rapi, akhirnya hilang. Karena itu, ia menandatangani lagi dokumen ke notaris untuk pemindahan hak milik itu ke PBNU.
“Kalau orang lain mungkin gini ini minta uang. Dulu waktu saya jadi ketua PCNU Surabaya pernah saya minta tandatangan seperti ini. Orangnya minta Rp 300 juta. Ya saya kasih. Kalau saya untuk apa,” kata Kiai Asep yang putra KH Abdul Chalim Leuwiunding Majalengka Cirebon Jawa Barat itu.
Gedung Markas Besar Oelama Djawa Timoer itu lama tak terawat. Bahkan plakat atau papan bertuliskan Markas Besar Oelama Djawa Timoer yang dulu tertancap dengan gagah sudah lama hilang. Padahal gedung ini saksi sejarah yang sangat penting bagi perjalanan kemerdekaan bangsa Indonesia. (M Mas’ud Adnan)