Viral, Disorot DPRD Gresik, Sentra PKL MAG Terancam Mati di Lumbung Padi
Editor: Sigit Endra
Wartawan: Syuhud
Jumat, 02 Juni 2023 12:39 WIB
GRESIK, BANGSAONLINE.com - Wakil Ketua DPRD Gresik, Ahmad Nurhamim merespon keluhan para pedagang yang berjualan di sentra pedagang kaki lima (PKL) Masjid Agung Maulana Malik Ibrahim Gresik, di Desa Kembangan, Kecamatan Kebomas.
Para PKL di sana mengeluh, sebab para pedagang satu persatu mulai tutup pasca adanya kebijakan dari instansi Pemkab Gresik yang dinilai tak berpihak kepada wong cilik (masyarakat) kecil.
BACA JUGA:
Beras dari Dana CSR Bau dan Tak Layak, Warga Desa Roomo Gresik Demo Kades
Anggota Fraksi PDIP DPRD Gresik Dilarang Gadaikan SK untuk Pinjam Uang di Bank
Sidang Kasus Korupsi Hibah UMKM Gresik: Jaksa Tuntut Farda 1,5 Tahun dan Ryan 1 Tahun Penjara
Lepas Ekspor 36,28 Ton Copper Foil PT Hailiang ke China, ini Harapan Bupati Gresik
Persoalan ini bahkan viral menjadi perbincangan hangat dalam media sosial (medsos).
"Nah ini namanya pola pikir substantif (hajat hidup lebih penting) dari sekedar aturan yang tidak solutif," ungkap Ahmad Nurhanim merespon keluhan para pedagang di sentra PKL MAG yang tengah ramai jadi perbincangan masyarakat, Jumat (2/5)2023).
Viralnya persoalan PKL di MAG terancam mati di lumbung padi awalnya diunggah Nur Faqih dalam media sosial Facebook (FB).
Ia mengungkapkan bahwa, awal mula pendirian sentra PKL MAG.
"Lahan luas. Lokasi strategis. Konsumen melimpah. Itu sederet alasan pengurus Masjid Agung Malik Ibrahim Gresik (MAG) mendirikan wisata kuliner," ungkap Nur Faqih dalam unggahannya di FB.
Menurut ia, di sentra PKL MAG, ada 15 tenda kuliner sumbangan dari Baznas, YDSF, Nurul Hayat, Petrokimia Gresik, BSI dan lainnya berdiri di area timur masjid.
"Masyarakat sekitar tempat ibadah milik pemerintahan ini mulai menikmati rezeki dari para peziarah (Waliyullah Gresik) yang mampir transit di masjid (MAG)," tuturnya.
Selanjutnya, kata Fakih, Takmir MAG memperbaiki fasilitas kamar mandi, toilet dan tempat wudu. Dan dengan air PDAM yang melimpah para tamu memilih Masjid Agung Gresik untuk salat, bersih diri, istirahat, bermalam, bahkan mengisi perut.
Setiap hari, kata ia, tidak kurang dari 5 bus dari luar Jawa Timur yang transit (mampir). Antara lain, dari Sumatra dan Jabar.