Gubernur Khofifah Launching Kawasan Pedesaan Agroforestri Kopi Lereng Gunung Arjuno
Editor: M. Aulia Rahman
Wartawan: Devi Fitri Afriyanti
Rabu, 14 Juni 2023 18:34 WIB
KOTA BATU, BANGSAONLINE.com - Gubernur Khofifah meresmikan kawasan perdesaan Agroforestri Kopi Lereng Gunung Arjuno (AKLA) di area Wisata Oyot Coban Talun, Desa Tulungrejo, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu, Rabu (14/6/2023).
Ia menyatakan rasa optimisnya bahwa agroforestri kopi ini bisa tembus pasar ekspor menyusul success story produk kopi Jatim lainnya, mulai kopi Kare dari Madiun, kopi Wonosalam dari Jombang, serta kopi dari Bondowoso.
BACA JUGA:
Hajat Nikahkan Putra Ketiganya, Khofifah Ziarah Makam Suami dan Gelar Santunan Yatim
Hadiri HUT Pepabri ke-65, Khofifah Berterima Kasih atas Sinergi Membangun Jatim
182 Pekerja Pabrik Rokok di Kota Batu Terima BLT DBHCHT
Pentas Padang Bulan Purnama Meriahkan Launching Logo dan Tema Hari Jadi ke-23 Kota Batu
Produk kopi tersebut berhasil tembus pasar ekspor setelah dikembangkan melalui sistem communal branding sehingga bisa menembus pasar ekspor dengan kuantitas yang besar serta kontinuitas yang terjaga.
"Saya tadi bertanya kepada petani kopi, kapan ini panennya dan ternyata dua tahun setelah tanam bisa dipanen hasil kopinya. Saya minta pada para petani di sini supaya segera disiapkan produknya untuk bisa masuk dalam Comunal Branding, karena potensi ekspornya begitu besar," urai Khofifah.
Sistem communal branding besutan mantan Menteri Sosial ini menjadi andalan guna mendorong produk Jatim untuk masuk ke pasar internasional. Sistem ini menjawab kendala produk ekspor yang terkadang kualitasnya bagus tapi secara kuantitas dan kontinuitas sulit untuk memenuhi kebutuhan pasar ekspor.
Melalui Communal branding atau sistem branding satu merek ini bisa dimanfaatkan banyak pelaku usaha sebagai solusi meningkatkan kualitas, kuantitas, kontinuitas, dan kemasan untuk orientasi pasar ekspor.
“Oleh karena itu, jika sudah masuk pada pasar ekspor dan Comunal Branding tugas selanjutnya adalah Quality Kontrol harus dilakukan,” kata Khofifah.
Selanjutnya, gubernur juga memandang banyaknya potensi pertanian di Kota Batu yang bisa dikembangkan untuk masuk sebagai Desa Devisa. Menurutnya pertanian Kota Batu sangat potensial untuk menyusul 140 Desa Devisa yang telah lebih dulu terbentuk di Jatim.
“Salah satu syarat bisa masuk Desa Devisa adalah ketika dalam satu desa itu memiliki keunggulan produk yang genuine dan original bukan produk dari desa lain. Selain itu, banyak warga desa melakukan pengembangan produk tersebut secara masif. Di Batu saya yakin ini banyak sekali yang potensial,” ujarnya.
Ia berharap desa devisa di Jatim jumlahnya semakin banyak sehingga nanti banyak desa menjadi jembatan memasarkan produk lokal untuk mengungkit pertumbuhan ekonomi Jatim, bahkan nasional.