Mahfud MD: Pesantren Aset Besar NKRI
Editor: Redaksi
Rabu, 12 Juli 2023 21:14 WIB
LAMONGAN, BANGSAONLINE.com - Menkopolhukam, Mahfud MD, mengatakan bahwa pesantren adalah variabel yang sangat penting di dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Ia mengungkapkan hal tersebut saat menjadi keynote speech Halaqah Ulama Nasional yang diselenggarakan oleh Batithah Ma'had Islamiyah PBNU dengan tema 'Pesantren Sebagai Bagian dari Sistem Pendidikan Nasional: Membangun Jembatan Pesantren dengan Pendidikan Umum' di Pondok Pesantren Drajat, Lamongan, Rabu (12/7/2023).
BACA JUGA:
Polres Lamongan Amankan 11 Tersangka Pengedar Narkoba, 2 di antaranya Pasutri asal Surabaya
Resmikan YES Corner Perpusda Lamongan, Bupati Yuhronur Sumbang Ratusan Buku Pribadinya
Bupati Yuhronur Berangkatkan Seratus Rit Air Bersih untuk Dua Kecamatan di Lamongan
Sempat Tak Direstui Orang Tua, Wanita Asal Lamongan ini Menikahi Pria Korsel
"Tidak dapat dibantah oleh siapapun bahwa peranan Pesantren sangat besar artinya dalam berdirinya NKRI, baik perannya di dalam menyusun Ideologi atau pedoman hidup berasama dalam bernegara maupun secara fisik, kemudian merebut, mempertahankan dan mengisi kemerdekaan," ujarnya.
Tidak hanya sebagai bagian dari pendirian negara, pesantren juga menjadi bagian penting dari merawat dan memajukan Indonesia menjadi lebih besar dan tangguh lagi, khususnya di sektor pendidikan.
Aspek ini juga merupakan bagian dari peranan penting tokoh Islam sekaligus pendiri ormas Islam Nahdlatul Ulama (NU), yakni Hadrastus Syeikh KH Hasyim Asy'ari dengan organisasi yang dipimpinnya, yakni Masyumi (Majelis Syuro Muslimin Indonesia).
"Pondok Pesantren punya peran besar, karena sebelum berdiri dan merdeka, Indonesia itu dulu organisasi yang menghimpun ormas-ormas Islam namanya Masyumi yang dipimpin oleh Kiai Hasyim Asyari, pada bulan Februari 1945 membuat 2 keputusan penting," urai Mahfud.
Dua keputusan itu yakni pembentukan Hizbullah yang menjadi cilak bakal tentara Indonesia yang saat ini. Serta pendirian sekolah tinggi Islam yang diresmikan pada tanggal 8 Juli 1945.
"Pertama, umat Islam akan membentuk Hizbullah, tentara dari kalangan rakyat untuk melawan penjajah. Ini menjadi cikal bakal tentara kita," kata Mahfud.
"Kedua, mendirikan Sekolah Tinggi Islam, 8 juli 1945 di Gondangdia Jakarta dengan membuka 2 Fakultas, yakni agama dan sosiologi," imbuhnya.
Simak berita selengkapnya ...