Gubernur Khofifah Lepas Ekspor 15 Ton Rumput Laut ke Australia di Sidoarjo
Editor: M. Aulia Rahman
Wartawan: Devi Fitri Afriyanti
Jumat, 04 Agustus 2023 18:10 WIB
SIDOARJO, BANGSAONLINE.com - Gubernur Khofifah melepas ekspor rumput laut perdana dengan jenis Gracilaria Sp yang diproduksi Koperasi Agar Makmur Sentosa di Dusun Tlocor, Kecamatan Jabon, Sidoarjo, ke Australia, Jumat (4/8/2023).
Produk sebanyak 15 ton itu diekspor ke perusahaan startup bernama ULUU di Negeri Kanguru. Selain Australia, Koperasi Agar Makmur Sentosa juga banyak mendapatkan pelanggan dari mancanegara, seperti pengiriman 50 ton rumput laut kering ke China.
BACA JUGA:
Diduga Karena Ban Meletus, Truk Pengangkut Telur Terguling di Tol Sidoarjo-Waru
Dikenal Loman Sejak Lama, Cawabup Mimik Idayana Buka Warling Gratis saat Perayaan Maulid Nabi
Khofifah Ajak Nahdliyin Implementasikan Qanun Asasi NU saat Harlah Muslimat ke-78 di Kota Batu
Penemuan ART Tewas Gegerkan Warga Perumahan Permata Sukodono Raya
“Tentu ini menjadi hal yang luar biasa, bagaimana produksi rumput laut Koperasi Agar Makmur bisa menembus pasar ekspor. Artinya kualitasnya baik dan kuantitasnya akan terus dikembangkan mengingat permintaan dalam dan luar negeri cukup tinggi,” kata Khofifah.
Bahkan diketahui bahwa produksi rumput laut di sini memang sudah skala besar. Setiap bulannya Koperasi Agar Makmur Sentosa mampu memproduksi 500 hingga 800 ton rumput laut kering dari 300 ha luasan tambak yang dikelola koperasi ini.
Hasil produksinya tak hanya memenuhi permintaan pasar luar negeri, koperasi ini juga memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri. Pengiriman tersebut dilakukan tiap minggunya bergantung pada permintaan pasar.
Biasanya, pengiriman pasar lokal dikirimkan ke wilayah Malang, Pasuruan, Singosari, Surabaya dan Sidoarjo. Gubernur mengatakan bahwa budidaya rumput laut di kolam tambak bisa dilakukan bersamaan dengan budidaya ikan bandeng atau udang atau menggunakan metode tumpang sari.
Sehingga hal tersebut beriringan dengan penerapan Green hingga Blue Economy. Sebab, jenis rumput laut Gracilaria Sp merupakan jenis rumput laut yang bisa hidup di tambak dan bisa mensubstitusi pemupukan.
“Karena banyak daerah Pantura yang masih sering kekurangan pupuk untuk tambak. Saya rasa penerapan metode tumpang sari ini juga beriringan dengan penguatan green economy hingga ke arah blue economy,” ucap Khofifah.
Menurut dia, jika metode tumpang sari ini terus dikembangkan oleh para petani tambak maka bisa terwujud kesejahteraan lebih signifikan. Karena jika dihitung-hitung kalau pada luasan 1 hektar penghasilan dari tambak rumput laut mencapai Rp45 juta setahun.