KLHK Lepas 6 Komodo yang Dikembangbiakan TSI dan PT Smelting ke Cagar Alam Wae Wuul
Editor: M. Aulia Rahman
Wartawan: Syuhud
Senin, 14 Agustus 2023 20:41 WIB
BOGOR, BANGSAONLINE.com - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) melepas keberangkatan 6 individu satwa liar jenis Biawak Komodo atau Varanus komodoensis dari Lembaga Konservasi Taman Safari Indonesia untuk kembali ke habitatnya di Cagar Alam (CA) Wae Wuul, Nusa Tenggara Timur.
Prosesi pemberangkatan keenam satwa kebanggaan Indonesia ini dilakukan di pelataran Rainforest Restaurant, Taman Safari Bogor, yang didukung oleh PT Smelting melalui program CSR-nya, Senin (14/8/2023).
BACA JUGA:
Nathabumi SIG Sukses Musnahkan 103 Ton Bahan Perusak Ozon
Jadi Calon Sekolah Adiwiyata Mandiri Pertama, SMPN 6 Kota Kediri Terima Verifikasi Lapang
ITS dan KLHK Ajak Generasi Muda Antisipasi Bahaya Urban Heat Island
Kompetisi Fotografi yang Digelar Taman Safari Prigen Diikuti Ratusan Peserta
Pengembangbiakan dan pelepasan 6 individu Komodo di bawah koordinasi Direktorat Jenderal (Dirjen) Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) KLHK cq. Direktorat Konservasi Keanekaragaman Hayati Spesies dan Genetik (KKHSG), melalui Balai Besar KSDA Jawa Barat (BBKSDA Jabar), dan Balai Besar KSDA Nusa Tenggara Timur (BBKSDA NTT).
Keenam satwa ini akan menjalani proses habituasi selama satu bulan di CA Wae Wuul sebelum dilepasliarkan pada pertengahan September 2023, mendatang.
Kegiatan pelepasliaran ini merupakan langkah penting untuk meningkatkan populasi Komodo di alam (in situ).
Keenam Komodo yang akan dilepasliarkan ke CA Wae Wuul tersebut merupakan hasil pengembangbiakan (captive breeding-Ex-situ) di Taman Safari Indonesia, Cisarua, Bogor.
Sebelumnya, telah dilakukan sosialisasi pelepasliaran Komodo di berbagai lokasi. Antara lain, di Bogor, Jakarta, Surabaya, Gresik, maupun di Labuan Bajo.
Khususnya, di desa sekitar CA Wae Wuul oleh Balai Besar KSDA NTT bekerjasama dengan Lembaga Konservasi TSI dan PT Smelting, serta pelatihan pengoperasian telemetry GPS dan pengolahan data untuk monitoring pasca pelepasliaran yang akan dilakukan selama 3 tahun di lokasi pelepasliaran.
Untuk melindungi populasi Komodo dari kepunahan, Pemerintah Indonesia telah menetapkan kawasan konservasi yang menjadi habitat Komodo. Di antaranya, Taman Nasional Komodo dan Cagar Alam Wae Wuul.
Senior General Affairs PT Smelting, Saptohadi Prayetno mengatakan, program pelepasliaran 6 ekor Komodo ini merupakan salah satu program konservasi yang dilakukan PT Smelting.
"Kami berkeinginan tidak hanya sebatas ini saja. Tapi juga bagaimana Komodo ini bisa bermanfaat bagi masyarakat sekitar Wae Wuul. Kami berterima kasih pada Taman Safari Indonesia dan BKSDA NTT karena sudah optimal membantu program ini. Ini juga merupakan skema Pentahelix kami untuk program konservasi dengan prinsip kolaborasi," kata Saptohadi dalam rilis diterima BANGSAONLINE.com.
Saptohadi berharap, TN Wae Wuul tidak hanya sebagai taman nasional atau cagar alam semata.
"Namun juga bisa menjadi langkah positif dalam kegiatan konservasi satwa komodo," harapnya.
Simak berita selengkapnya ...