Tangani Stunting, DP3AKB Ngawi Sebut Perlu Peran dari Stakeholder Lain
Editor: Siswanto
Wartawan: Zainal Abidin
Selasa, 29 Agustus 2023 20:13 WIB
NGAWI, BANGSAONLINE.com - Berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI), Kabupaten Ngawi berada di prevalensi 28,5 persen. Akan tetapi, berdasarkan informasi status gizi berdasarkan individu yang menggunakan sistem aplikasi online Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM) per Maret 2023 12.21 persen.
Dengan perbedaan yang terjadi dari Dinas Pemberdayaan Perlindungan Perempuan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Ngawi untuk melakukan tindakan mengacu pada e-PPGBM. Dengan alasan, untuk e-PPGBM merupakan data dari total coverage balita yang ditimbang secara massif di posyandu.
BACA JUGA:
Permintaan Dispensasi Nikah Dini Meningkat, PA Magetan Lakukan Langkah ini
Sampah di TPS Desa Dadapan Numpuk, ini Kata DPPTK Ngawi
Tekan Angka Pengangguran, DPPTK Gelar ‘Ngawi Job Fair 2024’
Berhasil Capai UHC, Pemkab Ngawi Tunjukkan Komitmennya Melalui Mal Pelayanan Publik
"Untuk action kerja kita mengacu pada e-PPGBM yang artinya total coverage semua balita yang ditimbang setiap posyandu," jelas Nugrahaningrum, Kepala DP3AKB Ngawi, Selasa (29/8/2023).
Ia juga mengatakan, dari data untuk kasus Stunting, telah dilakukan pendampingan melalui tim pendampingan keluarga (TPK).
Sedangkan TPK sendiri, terdiri dari bidan desa, kader PKK dan kader dari DP3AKB yang secara rutin melakukan pendampingan pada kasus Stunting.
Menurutnya, kasus stunting ada beberapa kasus, mulai dari pernikahan anak hingga perkembangan dari seorang anak yang diketahui mengidap anemia.
"Jadi faktor penyebab stunting ada beberapa contoh penyakit penyerta. Sehingga dari pendamping ini harus jeli penyebab dari Stunting yang terjadi," terangnya.