Pemprov Jatim Beri Latihan Entrepreneurship 360 Difabel, Gubernur Khofifah: Agar Mereka Berdaya | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

Pemprov Jatim Beri Latihan Entrepreneurship 360 Difabel, Gubernur Khofifah: Agar Mereka Berdaya

Editor: Revol Afkar
Wartawan: Devi Fitri Afriyanti
Jumat, 06 Oktober 2023 11:37 WIB

Gubernur Khofifah dalam sebuah acara bersama penyandang disabilitas.

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Upaya peningkatan keterampilan dan skill entrepreneurship pada seluruh masyarakat terus dilakukan oleh Pemprov Jawa Timur, tak terkecuali bagi para penyandang disabilitas.

Data yang dihimpun dari Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Jawa Timur, total sudah 360 penyandang disabilitas yang mendapatkan program pelatihan start up, pendampingan rintisan usaha, memulai bisnis, hingga pemasaran produk.

Pelatihan start up ini dilakukan di sejumlah daerah. Antara lain Kabupaten Jember, Jombang, Ngawi, Madiun, Trenggalek, Tulungagung, Situbondo, Banyuwangi, dan Kota Pasuruan.

Gubernur Jawa Timur Indar Parawansa menyampaikan pelatihan tersebut adalah upaya nyata untuk membangun ketahanan ekonomi bagi masyarakat yang memiliki keterbatasan, utamanya para disabilitas. Sehingga, bisa menjadi penguatan agar mereka bisa berdaya secara ekonomi dan mandiri.

"Kegiatan pelatihan ini merupakan upaya untuk meningkatkan kesejahteraan para saudara-saudara kita penyandang disabilitas. Dan harapannya usai pelatihan akan banyak pelaku start up dari penyandang disabilitas," ungkapnya, Jumat (6/10).

mengatakan pelatihan yang diberikan ada berbagai macam. Ia menyontohkan di Jember, penyandang disabilitas diajarkan untuk membuat batik. Sementara di Pasuruan, peserta dijari membuat frozen food. Ada juga kriya tangan, pembuatan kue basah, dan lain sebagainya.

Materi pelatihannya juga tidak hanya terkait proses produksi saja, namun juga standarisasi produk, penguatan digital marketing, hingga pemanfaatkan aplikasi digital untuk membuat materi promosi seperti menggunakan canva.

Tak hanya itu, para penyandang disabilitas juga diajak untuk belajar berjualan melalui e-commerce Indonesia. Termasuk strategi berjualan tanpa modal sebagai dropshipper juga diajarkan pada mereka.

"Hal ini bertujuan agar para pelaku usaha disabilitas ini nantinya juga bisa go digital sesuai perkembangan teknologi saat ini. Sehingga usaha mereka juga bisa naik kelas," imbuhnya.

Lebih lanjut, Gubernur menjelaskan pelatihan yang diberikan melalui dinas koperasi dan UMKM bukan hanya untuk mereka yang belum punya usaha. Namun yang sudah memiliki usaha skala rumahan atau tingkat kecil hingga menengah juga bisa mengikuti pelatihan agar mampu upscale usahanya.

“Bagi mereka yang sudah memiliki produk, mereka diberikan pelatihan khusus untuk memaksimalkan teknologi digital untuk pemasaran produknya,” tandasnya.

Hal itu sepeti yang dilakukan di Kabupaten Madiun. Para pelaku usaha frozen food dari kalangan disabilitas diajak untuk mengikuti pelatihan bertajuk membangun karakter wirausaha berbasis digitalisasi.

Mereka diajari untuk mempromosikan produk jualan mereka di toko online dan website, praktik vacum dan sealer agar bisa dijual secara frozen dan tahan lama, serta beragam materi lainya agar usahanya bisa semakin berkembang.

Begitu juga yang diselenggarakan di Tulungagung dan Trenggalek. Tak hanya soal penguatan dan marketing produk, namun pendampingan dan pelatihan yang diberikan juga sampai pada tataran manajemen bisnis dan keuangan.

Gubernur menegaskan penguatan sektor UMKM termasuk di dalamnya kalangan disabilitas sangat penting dilakukan. Hal ini karena kontribusi koperasi dan UMKM terhadap PDRB Jatim sangat besar, yaitu mencapai 58,36%.

Total saat ini populasi UMKM di Jatim mencapai 9,78 juta, di mana sebanyak 5,16 juta berasal dari UMKM sektor pertanian dan 4,62 juta lainnya merupakan UMKM non-pertanian.

"Jika sektor UMKM kita semakin berdaya, tentu pertumbuhan ekonomi kita juga akan semakin meningkat. Pelatihan ini pun akan terus kita lakukan dan menjangkau lintas elemen," imbuhnya.

Di akhir, Gubernur berharap dengan pelatihan wirausaha yang diberikan, para pelaku UMKM disabilitas ini bisa mengembangkan usahanya. Sehingga, selain mereka bisa berdaya secara mandiri juga bisa membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat lainnya, terutama dari kalangan disabilitas.

“Jadi penguatan ini diharapkan bisa memberi multiplier effect ke depannya. Ketika usahanya berhasil berkembang, tentu mereka akan membutuhkan tenaga kerja tambahan sehingga membuka lapangan pekerjaan bagi lainnya,” pungkasnya. (dev/rev)

 

Berita Terkait

Bangsaonline Video