Rakor Percepatan Penanggulangan Bencana, Gubernur Khofifah Tekankan Pentingnya 2 Hal ini
Editor: M. Aulia Rahman
Wartawan: Devi Fitri Afriyanti
Senin, 09 Oktober 2023 21:49 WIB
SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Pemprov Jatim melakukan rapat koordinasi percepatan penanganan bencana serta antisipasi bencana hidrometeorologi 2023-2024. Agenda tersebut dipimpin langsung oleh Kepala BNPB, Letjen TNI Suharyanto, Senin (9/10/2023).
Dalam agenda yang dihadiri seluruh kepala daerah di Jawa Timur itu, Gubernur Khofifah menekankan pentingnya mitigasi dan pemetaan status kebencanaan di tiap-tiap wilayahnya secara tepat, termasuk untuk menyalurkan bantuan seperti pengeluaran CBP (cadangan beras pemerintah) pada saat ditetapkan status tanggap darurat.
BACA JUGA:
Khofifah-Emil Disambut Ulama PWNU Jatim, Bahas Keumatan hingga Peningkatan Kualitas SDM
Bersama Karyawan PT Kedawung, Khofifah Dukung dan Lindungi Industri Manufaktur Penyerap Tenaga Kerja
Pj Gubernur Jatim Ajak Teladani Nilai Pancasila Sebagai Semangat Wujudkan Indonesia Emas 2045
Khofifah-Emil Dapat Dukungan dari Barisan Gus dan Santri
Ia mengatakan, CBP dapat dikeluarkan ke kabupaten/kota jika memang sudah menetapkan Status Tanggap Darurat. Untuk itu, gubernur mempersilakan jika ada kepala daerah yang telah memenuhi kualifikasi penetapan tanggap darurat untuk mengeluarkan SK bupati/wali kota menetapkan status tersebut karena terdampak kekeringan.
Diakuinya, kekeringan dampak el nino tahun ini mendapat atensi khusus. Selain menyoroti kekeringan yang terjadi sekarang ini, Khofifah mengingatkan ancaman bencana hidrometorologi yang kerap terjadi di awal tahun, dan mengajak seluruh kepala daerah bersama OPD terkait untuk melakukan normalisasi atau pengerukan sungai, serta pengecekan pompa dan pintu air.
“Ini persoalan relatif sederhana. Tetapi harus cek detail. Ketika pompa air tidak berfungsi dengan baik seperti tersumbat sampah atau barongan (sampah bambu) ini bisa diantisipasi lebih dini,” ujarnya.
“Saya mohon ini semua bisa menjadi kewaspadaan bersama. Mumpung kita punya kesempatan, sekarang kita fokus agar intervensi kebencanaan bisa masif. Juga pertemuan hari ini menjadi pengingat kita untuk memanggil kembali memori pada penanganan bencana yang sebelumnya. Juga opsi-opsi mitigasi secara manual juga perlu disiapkan,” imbuhnya.
Dalam kesempatan ini, gubernur secara khusus berterima kasih atas support, penguatan dan pendampingan dari BNPB dalam penanganan bencana maupun pascabencana di Jatim, khususnya saat karhutla seperti saat ini.
“Seperti misalnya pada bencana kebakaran hutan, BNPB RI memberikan support heli untuk.water bombing kepada Jatim. Terima kasih, atas bantuannya Kepala BNPB RI. Dalam semua kerja keras tersebut, kita tetap harus mengiringi dengan doa. Agar memberseiringi seluruh ikhtiar yang telah kita lakukan,” paparnya.
Sementara itu, Kepala BNPB menyebut kekeringan di Indonesia akan terjadi hingga awal tahun, kisaran Januari-Februari 2024. Namun ada beberapa daerah yang bakal diguyur hujan pada November 2023.
“Namun diprediksikan akhir November 2023 sudah turun hujan. Tapi ini yang harus kita khawatirkan juga jika curah hujan tinggi di awal tahun depan, ini bisa berpotensi untuk terjadinya banjir,” katanya.
Secara khusus, ia mengulas kejadian karhutla di Jawa Timur. Menurut dia, tingkat kerawanan karhutla Jatim cukup tinggi. Utamanya pada musim kemarau kering ini yang memicu terjadinya karhutla.
“Bahkan beberapa gunung seperti Arjuno, Bromo dan baru-baru ini Lawu juga terbakar. Bahkan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) juga terbakar. Kejadian ini telah kami bantu dengan helikopter yang mampu melakukan water bombing,” tuturnya.
Simak berita selengkapnya ...