Kecam Presiden Jokowi Mencla-Mencle, Prof Koentjoro Akui UGM Salah Fatal karena dulu Memuja
Editor: MMA
Kamis, 08 Februari 2024 11:55 WIB
Bukan hanya itu, Koentjoro juga mengkritisi pembenaran-pembenaran hingga kebohongan yang dilakukan oleh pemerintahan Jokowi.
“Jadi intinya banyak kebohongan-kebohongan yang dilakukan atas nama bansos, atas nama yang namanya kampanye, tidak boleh kampanye, atas nama tidak boleh berpihak, tetapi semuanya itu dilanggar,” ujar Koentjoro geram.
“Karena itu apa, kita dengan cinta kasih kita sebagai orang UGM, karena semuanya kan orang UGM di situ, karena itu jangan sampai nama baik UGM itu hancur, karena itu apa, kita ingatkan.”
Koentjoro juga mengaku merasa sakit dengan pernyataan orang dekat Jokowi, yaitu Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, karena menyebut sikap sivitas akademika partisan.
“Bahkan yang menurut saya sakit itu adalah kita dikatakan partisan, berpihak, kita berpihak pada siapa? Wong di 01 itu ada Anies dan Muhaimin, itu UGM, kemudian di nomor 3 ada Ganjar-Mahfud itu UGM, lalu di 02 ada representasi Gibran, anaknya Jokowi, tapi ada juga di situ tokoh partainya, Airlangga Hartarto,” tegas Koentjoro.
“Kemudian yang di balik Pak Jokowi semua orang-orang UGM. Kalau semuanya nggak diingatkan, UGM yang hancur, karena dengan bahasa kasih, ayo Pak Jokowi kita kembali ke nilai-nilai dan jati diri UGM. Ayo Pak Jokowi kita jalankan demokrasi Pancasila dengan baik, tapi malah tanggapannya seperti itu.”
Presiden Jokowi memang alumnus UGM. Tapi para guru besar dan mahasiswa UGM kini kecewa karena ternyata Jokowi tak sesuai dengan nilai-nilai dasar UGM. Bahkan Presiden Jokowi dianggap telah banyak melanggar konstitusi dan keadaban sosial yang mempermalukan UGM.