Beri Materi Kepemimpinan Kewiraurasahaan, Khofifah Ajak Berperasangka Baik
Editor: MMA
Wartawan: Devi Fitri Afriyanti
Kamis, 22 Februari 2024 10:05 WIB
SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Khofifah Indar Parawansa memberikan materi tentang kepemimpinan kewirausahan di era society 5.0. Materi itu disampaikan Khofifah dalam acara Pelatihan Kepemimpinan Nasional Tingkat II Angkatan II Provinsi Jawa Timur Tahun 2024, di BPSDM Jawa Timur, Rabu (21/2/2024).
"Kepemimpinan kewirausahaan biasanya dikaitkan dengan buku fenomenal reinventing government David Osborn dan Ted Gaebler. Intinya bagaimana membawa semangat wirausaha ke dalam pemerintahan atau sektor publik. Dengan tujuan merubah wajah pemerintahan agar lebih kompetitif, lebih berbasis outcome atau hasil yang luas," ujar gubernur periode 2019-2024 itu.
BACA JUGA:
Hajat Nikahkan Putra Ketiganya, Khofifah Ziarah Makam Suami dan Gelar Santunan Yatim
Hadiri HUT Pepabri ke-65, Khofifah Berterima Kasih atas Sinergi Membangun Jatim
Mohon Doa Restu Maju Pilgub Jatim 2024, Khofifah Ajak Muslimat NU Jember Perbanyak Sedekah
Khofifah Ajak Nahdliyin Implementasikan Qanun Asasi NU saat Harlah Muslimat ke-78 di Kota Batu
Menurut dia, entrepreneurial leadership atau kepemimpinan kewirausahaan merupakan gaya kepemimpinan layaknya seorang pengusaha. Pemimpin berupaya menginspirasi pekerja dengan visi tentang apa yang dapat mereka capai bersama.
"Kepemimpinan kewirausahaan bukan temuan baru, namun sebuah temuan reflektif yang sesungguhnya tampak dari nilai-nilai kepemimpinan yang telah lama berproses untuk dijadikan pegangan," ungkap mantan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Menteri Sosial RI itu.
Menurut Khofifah, penerapan kepemimpinan kewirausahaan dalam birokrasi pemerintahan, salah satu implementasinya, harus berusaha mentransfer kesuksesan para CEO perusahaan di dunia untuk direplikasi.
Ketua umum PP Muslimat itu menjabarkan tiga kemampuan dasar entrepreneurial leadership atau kepemimpinan kewirausahaan.
Pertama, opportunity seeker atau pencari peluang. Kemampuan ini adalah kemampuan dan kepekaan dalam merespon setiap peluang untuk memberikan pelayanan yang maksimal bagi masyarakat
Kedua, risk taker atau pengambil risiko. Di mana seorang pemimpin harus berani mengambil risiko akibat keputusan yang ditetapkan, dan harus pamam dengan manajemen risiko.
Ketiga, resource allocator atau pengalokasi sumber daya. Yang mana pemimpin juga harus pandai dalam memanfaatkan sumber daya yang ada untuk dimanfaatkan/dikelola untuk mendatangkan dampak positif bagi organisasi.
"Tiga kemampuan dasar ini harus dimiliki pejabat dan ASN pemangku kebijakan di pemerintahan agar membawa semangat wirausaha ke dalam pemerintahan atau sektor publik. Agar wajah pemerintahan lebih kompetitif, lebih berbasis outcome atau hasil yang luas," kata Khofifah.
Khofifah tidak hanya memberi materi, tapi jua mengajak peserta pelatihan untuk menjadi game changer di sektornya masing-masing. Seseorang bisa menjadi seorang game changer jika dilengkapi dengan karakter IKI. Yang terdiri dari inisiatif, kolaborasi, dan inovasi.
"Dengan menjadi pemimpin kewirausahaan, panjenengan semua akan menjadi enable leader. Menjadi pemimpin pemungkin. Jangan belum apa-apa bilang nggak mungkin. Maka yang harus dibangun adalah 'ana indadhonni 'abdibi, bahwa Allah akan memberikan sesuai dengan prasangka hambanya. Maka berprasangkalah atas kebaikan," katanya.
"Dan dengan penerapan karakter entrepreneurial leadership, Insyallah jenengan juga akan menjadi game changer di lingkungan masing-masing," kata perempuan berjilbab itu.