Ulama NU Aceh Tolak SE Menag soal Toa, PKS Anggap Yaqut Salah Paham Toleransi
Editor: MMA
Minggu, 10 Maret 2024 07:51 WIB
JAKARTA, BANGSAONLINE.com – Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas mendapat sorotan tajam dari berbagai pihak terkait Surat Edaran (SE) Kemenag tentang penggunaan pengeras suara atau toa di masjid dan musala yang dibatasi hanya 10 menit untuk luar masjid.
Sorotan tajam, di antaranya, datang dari Tgk H. Faisal Ali, Ketua Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU). Menurut dia, penggunaan toa di masjid dan musala tak perlu diatur-atur. Faktanya selama ini tak ada warga Aceh yang protes berlebihan soal toa di masjid saat azan.
BACA JUGA:
3 Anggota Dewan Ditetapkan Sebagai Pimpinan DPRD Trenggalek
Ikhtiar Menangkan Khofifah-Emil, DPW PKS Jatim Konsolidasikan Kader
Menangkan Dhito-Dewi, DPD PKS Kabupaten Kediri Gelar Konsolidasi Internal
Bersama Khofifah-Emil, DPW PKS Jatim Jaga Komitmen Politik Santun
Tgk H. Faisal Ali dikenal luas sebagai tokoh NU Aceh. Ia bahkan menjabat Ketua Tanfidziyah PWNU Aceh dan pengasuh Dayah (Pesantren) Mahyal Ulum Al-Aziziyah, Sibreh, Aceh Besar.
Menurut Faisal Ali, masyarakat Aceh justru bakal protes jika aturan Menag Yaqut itu diberlakukan di Aceh. “Tidak perlu (aturan pengeras suara). Hal seperti itu tidak perlulah kita atur sedemikian rupa. Kearifan lokal daerah kan berbeda-beda,” tegas Faisal, Jumat, 25 Februari 2022.
Faisal Ali malah memberi saran kepada Yaqut, agar menyerahkan persoalan tersebut kepada masyarakat. Karena masyarakat yang paham kondisi sosial dan lingkungan masyarakatnya.
“Cukup dengan kearifan lokal kita saja. Makanya kembalikan saja ke masyarakat dan pengurus masjid. Kembali ke daerah masing-masing,” kata Faisal Ali dikutip liputan6.
Sorotan tajam kepada Yaqut juga datang dari Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Jazuli Juweini. Ia bahkan menganggap Yaqut gagal fokus.
"Menag gagal fokus. Menjelang Ramadhan, mestinya Menag memotivasi dan membesarkan hati umat Islam agar menyemarakkan Ramadhan sehingga kualitas iman dan amal semakin meningkat. Mengapa justru fokus pada pengeras suara?" tegas Jazuli Juweini dalam rilis yang disebar kepada wartawan, Sabtu (9/3/2024).
Pria asal Bekasi ini menilai selama ini penggunaan toa tidak ada masalah. Termasuk saat menteri agama dijabat orang lain sebelum Yaqut.
“Jadi, Menag jangan salah paham tentang toleransi bangsa ini,” tegas wakil rakyat dari daerah pemilihan Banten yang menjadi DPR sejak 2004 itu.
Menurut dia, semarak Ramadhan dengan aktivitas tarawih, tadarus al-Qur'an, pengajian, adalah bagian dari semangat beribadah dan syiar komitmen beragama yang baik untuk pembangunan bangsa.