Gus Irfan, Cucu Hadratussyaikh, Pendiri Pesantren Tebuireng dan NU Lolos ke Senayan
Editor: M Mas'ud Adnan
Sabtu, 16 Maret 2024 16:17 WIB
Sebagai politikus, Kiai Yusuf Hasyim dikenal sebagai tokoh politik pemberani dan vokal. Saat duduk di kursi DPR RI Kiai Yusuf Hasyim selalu bersuara keras untuk membela hak-hak rakyat, terutama umat Islam. Padahal saat itu orde baru di bawah Presiden Soeharto sangat otoriter dan represif.
Sedemikian kerasnya sampai Presiden Soeharto “menugaskan” Jhon Naro, ketua umum PPP, untuk menyingkirkan Kiai Yusuf Hasyim dari daftar caleg jadi.
Saat itu pecalegan masih memakai sistem nomor urut sehingga siapapun yang diletakkan pada nomor 1 selalu terpilih sebagai anggota DPR. Jhon Naro kemudian memindahkan Kiai Yusuf Hasym ke nomor tak jadi.
Gus Irfan tampaknya mewarisi trah politik Kiai Yusuf Hasyim. Sebelum terjun ke politik, Gus Irfan pernah diberi amanah untuk memperbaiki sistem administrasi Pesantren Tebuireng. Itu terjadi saat Kiai Yusuf Hasyim masih aktif sebagai pengasuh Pesantren Tebuireng.
“Gus Irfan sangat iffah,” kata Dr KH Ahmad Musta’in Syafi’i, Ketua Dewan Masyayikh Pesantren Tebuireng yang juga pengasuh rubrik Tafsir Al-Quran Aktual HARIAN BANGSA mengomentari keperibadian Gus Irfan saat aktif sebagai pengurus Pesantren Tebuireng.
Iffah adalah bahasa Arab. Secara terminologis, iffah adalah memelihara kehormatan diri dari segala hal yang tercela, merendahkan, merusak, dan menjatuhkannya.
Selamat bertugas Gus. Semoga sukses mengemban amanah.