Bagikan 8.663 Paket Ramadhan, Gus Barra Cabup Jaringan Terluas dan Modal Sosial Terkuat
Editor: MMA
Jumat, 29 Maret 2024 14:07 WIB
MOJOKERTO, BANGSAONLINE.com – Kampus Universitas KH Abdul Chalim (UAC) Pacet Mojokerto yang tiap harinya menjadi pangkalan mahasiswa kuliah tiba-tiba dibanjiri massa. Mereka datang dari berbagai daerah Kabupaten Mojokerto.
Mereka masuk ke masjid kampus KH Abdul Chalim yang terletak di antara bangunan-bangunan besar di lingkungan kampus UAC di Pacet Mojokerto, Jawa Timur, Kamis (28/3/2024) malam.
BACA JUGA:
Disambut Meriah Warga Pacet Mojokerto, Paslon Mubarok Paparkan Sejumlah Program Bila Terpilih
Semangat Kebersamaan Warga Dawarblandong untuk Menangkan Paslon Mubarok di Pilbup Mojokerto
Di Hadapan Warga Dawarblandong, Paslon Mubarok Siapkan Program Bedah Rumah Tak Layak Huni
Di Dawarblandong, Cawabup dr M Rizal Octavian Janji Program Susu Jumat dan Konsultasi Dokter
Ternyata mereka mengikuti acara buka bersama dengan Prof. Dr. KH. Asep Saifuddin Chalim, M.A., dan putra sulungnya, Muhammad Al-Barra (Gus Barra), Wakil Bupati Mojokorto yang kini calon Bupati Mojokerto.
(Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA, Foto: MMA/ BANGSAONLINE)
Yang menarik, mereka pulang tidak dengan tangan hampa. Tapi mendapat bingkisan beras, sarung, dan uang transport Rp 100 ribu. Yang membagikan sedekah bingkisan Gus Barra sendiri kepada ribuan massa yang terus membanjiri kampus UAC hingga waktu salat taraweh.
“Acara ini memang kita lakukan setiap bulan Ramadhan,” tutur Gus Barra.
Tak tanggung-tanggung. Gus Barra dalam beberapa hari di bulan suci Ramadhan ini membagikan 8.663 bingkisan. Itu berarti 8.663 orang atau warga Mojokerto tercover bantuan sosial yang nilainya cukup besar. Dan dana itu murni berasal dari uang pribadi Kiai Asep, sang abah. Bukan dari pemerintah.
Otomatis kampus UAC yang sehari-harinya terkenal sebagai pusat akademis dan keilmuan berubah menjadi pusat bantuan sosial.
“Kata seorang kiai, Bara itu singkatan dari Bara Barokahi Rakyate,” kata Prof. Dr. KH. Asep Saifuddin Chalim, M.A., pendiri dan pengasuh Pondok Pesantren Amanaul Ummah Surabaya dan Pacet Mojokerto saat memimpin doa acara buka bersama ribuan warga Mojokerto.
(Warga Mojokerto yang hadir dan mendapat bingkisan Ramadhan dari Gus Barra, Kamis (28/3/2024). Foto: MMA/ BANGSAONLINE)
Gus Barra memang tokoh muda NU sangat fenomenal di Mojokerto. Putra Prof. Dr. KH. Asep Saifuddin Chalim itu bukan hanya punya jaringan luas, tapi juga punya modal sosial sangat kuat.
Apalagi ia juga cucu KH Abdul Chalim, salah satu kiai pendiri NU yang tahun lalu dikukuhkan sebagai pahlawan nasional. Tak aneh jika Gus Barra sangat digandrungi warga Mojokerto.
Pierre Bourdieu, sosiolog sekaligus filsuf yang terkenal komitmennya sebagai “intelektual publik” mendefinisikan modal sosial adalah keseluruhan sumber daya, baik yang aktual maupun yang potensial yang terkait dengan kepemilikan jaringan hubungan kelembagaan yang tetap didasarkan pada saling kenal dan saling mengakui.
Salah satu unsur modal sosial adalah kepercayaan, tumbuhnya sikap saling percaya antar individu dan antar institusi dalam masyarakat.