Hari Bumi, Pj Wali Kota Mojokerto Ajak Masyarakat Kurangi Sampah Berakhir di TPA | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

Hari Bumi, Pj Wali Kota Mojokerto Ajak Masyarakat Kurangi Sampah Berakhir di TPA

Editor: Tim
Wartawan: Rochmat Saiful Aris
Minggu, 21 April 2024 10:43 WIB

Pj Wali Kota Mojokerto didampingi Sekdakot dan OPD lainnya saat mendatangi TPA. Foto: Humas

MOJOKERTO KOTA, BANGSAONLINE.com - yang diperingati setiap tahun, tanggal 22 April, menjadi pengingat untuk terus meningkatkan kesadaran kita sehingga kita mengapresiasi terhadap bumi sebagai tempat tinggal kita. 

Salah satu caranya dengan mengurangi sampah. Pasalnya, sektor dan sampah merupakan salah satu sumber penghasil gas rumah kaca yang dapat menyebabkan terjadinya pemanasan global yang berakibat pada perubahan iklim.

Menurut World Health Organization (), dunia menghasilkan sampah sekitar 2 miliar ton per tahun. Sebagian besar dari jumlah tersebut tidak didaur ulang, yang kemudian menyebabkan kerusakan lingkungan. Tidak hanya itu, timbunan sampah padat yang tidak didaur ulang juga menyebabkan emisi karbon yang besar.

Bahkan, pada tahun 2050 jumlah sampah secara global diperkirakan akan meningkat mencapai 3,4 miliar ton. sebanyak itu akan menghasilkan gas rumah kaca berbahaya yang berkontribusi pada perubahan iklim.

Atas urgensi tersebut, Penjabat (Pj.) Wali M. Ali Kuncoro mengajak seluruh masyarakat mengurangi sampah yang berakhir di Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Caranya melalui berbagai upaya sederhana, seperti memisahkan sampah sesuai jenisnya, mengelola sampah organik dan anorganik, serta melakukan reduce, reuse, dan recycle.

“Kita punya bank sampah, serta program budidaya maggot. Mari kita optimalkan itu sebagai upaya mengurangi volume sampah yang berakhir di TPA,” tutur Mas Pj, sapaan akrab Ali Kuncoro, Minggu (21/4/2024).

Guna optimalisasi Bank , Pemkot Mojokerto juga mensinergikan dengan program Bapak Samerto (Bayar Pajak Pakai di ) yang kini telah ditransformasikan berbasis digital dengan inovasi Bajak Sambal Terasi (Bayar Pajak pakai Langsung Terintegrasi).

Selain bank sampah, upaya pengurangan timbunan sampah juga dilakukan dengan menerapkan budidaya maggot. Inovasi ini cukup efektif untuk menekan produksi sampah jenis organik di skala rumah tangga.

Jadi, sampah basah dapat digunakan untuk pakannya maggot. Seperti nasi sisa kemarin, sayur sisa kemarin, kulit buah-buahan, dan lain sebagainya. Maggot ini juga bisa menghasilkan uang karena bernilai ekonomi. Maggot bisa digunakan untuk pakan ikan dan unggas menggantikan pelet yang merupakan produksi pabrikan.

Dengan adanya maggot yang dibudidaya sebagai pakannya ikan seperti lele, biaya produksinya juga dapat menurun, sehingga keuntungan menjual lele yang telah dibudidaya akan lebih besar, karena biaya membeli pakan menurun namun harga jualnya tetap.

“Skema untuk mengurangi sampah sudah kita buat sedemian rupa. Jika kesadaran masyarkat akan kebersihan dan pengelolaan sampah sudah baik, tentu nantinya volume sampah akan bisa berkurang dengan sendirinya,” jelasnya. (ris)

 

Berita Terkait

Bangsaonline Video