Polrestabes Surabaya Bangun Monumen Baru, Habiskan 2.000 Knalpot Brong Hasil Pengamanan
Editor: Arief Rahardjo
Wartawan: Rusmiyanto
Kamis, 20 Juni 2024 19:54 WIB
SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Satlantas Polrestabes Surabaya akhirnya membangun tugu knalpot Suroboyo, yang terbuat dari knalpot brong hasil pengamanan di beberapa wilayah di Kota Pahlawan.
Monumen ini, dibuat sebagai pengingat bagi masyarakat, agar tidak menggunakan knalpot brong yang meresahkan masyarakat. Selain itu, monumen ini, dibuat seperti ikon Kota Surabaya, yaitu Suro dan Boyo.
BACA JUGA:
Kasubdit II Ditresnarkoba Polda Jatim Terima 5 Penghargaan Dari Kapolda
Dugaan Kekerasan ke Pacar, Polrestabes Belum Terima Laporan Balik Ketua Bawaslu Surabaya
Temuan 21 Potongan Tulang Manusia di Surabaya Diperkirakan Lebih Dari Dua Orang
Satresnarkoba Polrestabes Surabaya Ringkus Pengedar Sabu
Knalpot itu, berasal dari penindakan yang dilakukan oleh Satlantas Polrestabes Surabaya dengan jumlah yang tidak sedikit. Terlebih, saat itu, razia dilakukan saat malam pergantian tahun.
“Sebenarnya Knalpot hasil sitaan akan dimusnahkan, namun kami berpikir untuk bisa dimanfaatkan,” ungkap Kasatlantas Polrestabes Surabaya, Arif Fazlurrahman, Kamis (20/6/2024).
Justru, kasatlantas ini, terpikir untuk mengoptimalkan sehingga menjadi salah satu ikon di Kota Surabaya.
"Lebih bermanfaat daripada hanya sekedar dimusnahkan," tambahnya.
Ide tersebut, ia sampaikan ke jajarannya, ternyata salah satu anggota kebetulan mengenal perajin di Tuban yang bisa mewujudkan keinginan tersebut. Bentuk monumen itu, diminta agar sama dengan patung Suro dan Boyo.
Arif mengatakan, jumlah knalpot yang tersimpan di gudang, mencapai 2.064 buah. Knalpot itu, disita sejak Januari 2023.
"Dimana 1.348 di antaranya disita pada periode Desember," tambah Arif Fazlurrahman.
Ia juga berkoordinasi dengan Pemerintah Kota Surabaya, dalam pembuatan monumen itu, agar bisa ditempatkan di lokasi strategis. Dengan harapan, nantinya bisa menjadi ikon baru di Surabaya.
Monumen itu, awalnya akan diletakkan di Jalan Tunjungan, namun dengan pertimbangan jalan tersebut sudah menjadi landmark metropolis, serta setelah dilakukan pengecekan, area tersebut, tidak memingkinkan karena terdapat utilitas yang sulit digunakan sebagai pondasi.
Pondasi itu, menurut Arif sangat penting, karena keberadaan tidak boleh mengabaikan faktor keamanan.
"Monumennya berat sekali karena dari besi. Menurut perajinnya sekitar dua ton," paparnya. "Tinggi 10 meter dan lebar 3 meter," sambungnya.
Dari diskusi itu, tempat baru bagi monumen akhirnya diputuskan di kawasan Frontage Jalan A. Yani.