Dugaan Pencabulan di Pondok Pesantren Al Mahdiy Sidoarjo, Keluarga Korban Diintimidasi Oknum
Editor: M. Aulia Rahman
Wartawan: Catur Andy Erlambang
Rabu, 26 Juni 2024 22:41 WIB
SIDOARJO, BANGSAONLINE.com - Kasus dugaan pencabulan yang menyeret pimpinan Pondok Pesantren Al Mahdiy terus berlanjut. Meski sudah ditetapkan sebagai tersangka, pihak dimaksud belum ditahan.
Berdasarkan informasi yang dihimpun BANGSAONLINE.com menyebut, ada beberapa oknum yang diduga merupakan suruhan dari pihak pondok mengintimidasi keluarga korban untuk mencabut laporan.
BACA JUGA:
Kampanyekan Pilkada Damai, Polresta Sidoarjo Sebar Imbauan Anti-Hoaks
Pria Asal Bogor Dicokok Polisi di Sidoarjo Usai Pekerjakan 4 Anak di Bawah Umur sebagai PSK
Modal Pistol Mainan, 4 Pria di Sidoarjo Pura-Pura Jadi Polisi Peras Pemakai Sabu
Polisi Ungkap Motif Pembunuhan di Jalan Cendrawasih Sidoarjo
Budi Setiawan selaku Ketua RT 20/RW 05 membenarkan hal tersebut ketika dikonfirmasi, Rabu (26/6/2024). Menurut keterangan dari warga, kuasa hukum keluarga korban dan beberapa warga turut melakukan penjagaan dari oknum yang tidak bertanggung jawab.
"Dari penjelasan warga, beberapa oknum itu diduga mendatangi rumah keluarga korban menginginkan agar mencabut laporan polisi, dan menyelesaikan kasus secara kekeluargaan," ujarnya.
Bahkan, kata Budi, oknum yang diduga suruhan pondok pesantren itu telah mengetuk pintu kontrakan keluarga korban sebanyak 3 kali. Sehingga, warga yang menerima laporan itu langsung merespons.
“Kita coba untuk surati Kepala Desa Pagerwojo, dan datangi dinas terkait untuk melindungi dan pendampingan terhadap korban," katanya.
Sementara itu, Kasatreskrim Polresta Sidoarjo, Kompol Agus Sobarnapraja, mengatakan bahwa terlapor berinisial H sudah ditetapkan sebagai tersangka berdasarkan hasil gelar perkara.
"Kita sudah lakukan upaya paksa, kepada yang bersangkutan masih dalam proses pemeriksaan sebagai tersangka," ucapnya.
Kendati demikian, tersangka masih belum ditahan. Setelah proses hasil pemeriksaan dilakukan pihaknya akan menggelar perkara kembali.
"Jika memang sudah terpenuhi semua alat bukti tentu kita akan lakukan tindakan lainnya, termasuk di antaranya opsi penahanan," pungkasnya. (cat/mar)