PDN Terserang Ransomware, ITS Beberkan Solusi untuk Antisipasi Serangan Siber
Editor: M. Aulia Rahman
Wartawan: Mohammad Sulthon Neagara
Jumat, 28 Juni 2024 18:29 WIB
SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Belakangan sedang marak serangan siber ransomware yang menyerang PDN (Pusat Data Nasional). Pakar keamanan siber Laboratorium Kota Cerdas dan Keamanan Siber ITS, Ridho Rahman Hariadi, membeberkan efek dan cara kerja ransomware.
Ia mengatakan, ransomware adalah perangkat lunak jahat yang dirancang untuk mengenkripsi data di dalam sistem atau perangkat, dan mencegah pemiliknya mengakses data tersebut. Sehingga melumpuhkan beberapa layanan penting pemerintah, termasuk layanan keimigrasian.
BACA JUGA:
Bagaimana Mengatasi Disparitas SDM Kesehatan untuk Indonesia Emas 2045
Upaya Mitigasi Sampah, Begini Langkah Pemkot Kediri
ITS Jadi Tuan Rumah Cabor Indoor Handball di ASEAN University Games 2024
ITS dan KLHK Ajak Generasi Muda Antisipasi Bahaya Urban Heat Island
Setelah berhasil mengenkripsi data, penyerang akan menampilkan pesan tebusan yang meminta pembayaran dalam bentuk uang kripto (cryptocurrency) seperti Bitcoin. “Tebusan ini dianggap sebagai imbalan untuk pemulihan akses ke data yang telah dienkripsi tersebut,” kata Ridho.
Ia mengungkapkan, serangan ransomware ini tidak hanya mengancam institusi, namun juga memiliki dampak signifikan terhadap masyarakat luas.
“Ancaman ini termasuk potensi kehilangan data pribadi seperti foto, dokumen, dan informasi keuangan yang terinfeksi ransomware. Selain itu, pelaku serangan dapat mencuri data sensitif dan mengancam untuk mempublikasikan atau menjualnya jika tebusan tidak dibayar, menyebabkan kebocoran data pribadi yang berisiko tinggi,” urai Ridho.
Ridho berpendapat, hal ini memungkinkan pelaku untuk melakukan serangan pada akun bank, sosial media, hingga akun pribadi lainnya untuk mendapat keuntungan. Tak hanya itu, serangan ransomware terhadap infrastruktur kritis juga dapat mengganggu layanan penting seperti kesehatan dan transportasi.
“Hal ini pastinya akan membawa ketidaknyamanan dan potensi bahaya bagi masyarakat,” tambah dosen Departemen Teknologi Informasi ITS tersebut..
Simak berita selengkapnya ...