​Warga Pasuruan pun Malu Ada Habib Pasuruan Rendahkan Putra Pendiri NU | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

Warga Pasuruan pun Malu Ada Habib Pasuruan Rendahkan Putra Pendiri NU

Editor: MMA
Wartawan: tim
Selasa, 02 Juli 2024 07:01 WIB

Syaikh A’la Muhammad Mustofa Na’im, ulama muda Alexndia Mesir mencium tangan Prof Dr KH Asep Sifuddin Chalim, MA, penuh ta'dzim dan tawadlu di Masjid Raya KH Abdul Chalim Amanatul Ummah. Ahad (30/6/2024). Foto: M.Mas'ud Adnan/bangsaonline

SURABAYA, BANGSAONLINE.com – Peristiwa Habib Pasuruan yang merendahkan putra pendiri NU, Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA yang dimuat BANGSAONLINE edisi 23 Juni 2024 ternyata viral. Bahkan berita berjudul Putra Pendiri NU Direndahkan Habib Pasuruan di Depan Umum itu dibahas di berbagai kanal YouTube.

Yang menarik, ternyata warga Pasuruan tidak membela si Habib. Mereka justru merasa malu di wilayahnya ada seorang Habib merendahkan putra pendiri NU.

“Saya orang PASURUAN. Malu sama sikap pak toupik. Dia semakin ketahuan nasabnya akan kebongkar. Tetep nderek kyai,” tulis @lukmankhakim2997.

Sebaliknya, mereka membela Saifuddin Chalim.

“Kyai Asep akan semakin bersinar dan akan tambah berwibawa....Salam hurmat utk Romo Kyai Saifuddin,” kata @kustarimustofa745.

“Hati ini terasa menangis, melihat ulama pribumi di rendahkan, di mana PBNU,” tulis @Sumardi2023-mp2xs.

“Doktrin habib.....1 habib bodoh lebih mulia daripada 70 kyai alim......ini bukti habib lebih berkuasa.....habib berani merendahkan kyai kyai kita.....,” tulis @naryosunaryo6642.

“Mufti Yaman baru saja mengeluarkan fatwa membatalkan nasab ba Alwi... Kami berharap PBNU segera bertindak... Karena korban dari para habib.... ini adalah warga NU...,” tulis @wanodyameraki.

Seperti diberitakan BANGSAONLINE, Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA, mengalami penghinaan saat menghadiri undangan pengajian di Jawa Timur. Pendiri dan pengasuh Pondok Pesantren Amanatul Ummah Surabaya dan Mojokerto Jawa Timur itu diundang seorang Habib yang mantan Wakil Bupati untuk acara haul abahnya di kediamannya di .

Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA  saat mengantarkan ulama Universitas Al-Azhar Mesir Syaikh Prof. Dr. dr Yusri Rosdi Sayyid Jabr al Hasani dan istrinya, Dr Mona Yusri Rosdi, di ruang tunggu VVIP Bandara Juanda Sidoarjo, Selasa (14/11/2022). Syaikh Prof. Dr. dr Yusri Rosdi dan para ulama Mesir lainnya datang ke PP Amanatul Ummah untuk memenuhi undangan dalam pernikahan salah seorang putranya, Gus Azmi, sekaligus untuk ijazah kitab kepada para santri Amanatul Ummah. Tampak juga Dr KH Mauhiburrahman (menanttu ) dan Ning Ima (putrinya). Foto: MMA/bangsaonline.com

Saat itu datang didampingi Habib Abu Bakar Assegaf Bangil. Hubungan dengan Habib yang mengundang itu memang akrab. Habib itu bahkan sering datang ke , baik di Surabaya maupun di Pacet Mojokerto.

tiba di acara pengajian saat seorang Habib asal Pasuruan berceramah. Melihat datang massa langsung berdiri. Mereka menyambut kedatangan . Mereka berebut menyalami dan mencium tangan . Maklum, dikenal sebagai ulama besar dan memiliki sekitar 14.000 santri.

Selain itu adalah Putra KH Abdul Chalim, salah seorang kiai pendiri NU sekaligus pejuang kemerdekaan RI yang pada tahun 2023 lalu ditetapkan sebagai pahlawan nasional.

Tapi tampaknya Habib yang sedang berceramah merasa masgul atau kesal. Dengan suara lantang ia minta massa yang berebut mencium tangan duduk. Si Habib minta massa tak usah menyalami dan menghormati .

“Ayo duduk. Itu () bukan siapa-siapa,” kata si Habib yang dikenal sebagai ketua organisasi atau rabithah habaib dari klan tertentu itu.

Banyak orang kaget. Termasuk Habib Abu Bakar Assegaf. Ia tak menyangka Habib yang sedang ceramah itu merendahkan di depan umum. Apalagi bukan tokoh atau ulama sembarangan. Bahkan Habib yang mengundang itu sebagai tuan rumah juga merasa tak enak.

Tapi tampak santai. Ia malah tertawa.

“Ya, saya gak apa-apa diperlakukan demikian,” kata kepada BANGSAONLINE sembari tersenyum.

“Saat itu saya mau ke depan, saya berjalan ke dekat podium. Tiba-tiba Habib itu bilang begitu (Ayo duduk semua. Itu bukan siapa-siapa,” kata yang juga Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu).

 

Berita Terkait

Bangsaonline Video