Temui PPGI dan PGLII, Khofifah Ajak Religious Leader Bangun Harmonious Partnership
Editor: M. Aulia Rahman
Wartawan: Devi Fitri Afriyanti
Senin, 05 Agustus 2024 15:10 WIB
SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Bakal calon Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, menggelar pertemuan dengan keluarga besar Persekutuan Gereja-Gereja Pentakosta Indonesia (PPGI), dan Persekutuan Gereja-Gereja dan Lembaga-Lembaga Injili Indonesia (PGLII) Jawa Timur di Surabaya, Minggu (4/8/2024).
Dalam pertemuan yang dihadiri oleh 40 pendeta dari berbagai kabupaten/kota tersebut, ia mengajak jajaran pendeta yang tergabung dalam PPGI maupun PGLII untuk bersama-sama membangun harmonious partnership demi terwujudnya kedamaian, serta kesejahteraan masyarakat di Jawa Timur.
BACA JUGA:
Khofifah Ajak Nahdliyin Implementasikan Qanun Asasi NU saat Harlah Muslimat ke-78 di Kota Batu
Di Ponpes Sabilun Naja Bojonegoro, Khofifah Didoakan KH Anwar Zahid 2 Periode
Di Haul ke-34 Syaikhuna KH Anwar Nur, Khofifah Berbagi Cerita soal Jatim Berkah
Khofifah Resmikan Griya Khitan NUBAT Kota Batu
“Pentingnya ada pertemuan semacam ini adalah agar ada meeting of mind atau titik temu cara pandang antara kita bersama. Apa yang menjadi rekomendasi tersampaikan sehingga muncul yang namanya mutual understanding,” kata Khofifah.
“Ketika sudah muncul mutual understanding maka solusi akan semakin mudah dicari. Dengan begitu juga akan muncul mutual trust dan mutual respect. Bangunan ini akan menciptakan harmoni di antara kita semua,” imbuhnya.
Lebih lanjut wanita yang juga Ketua Umum PP Muslimat NU ini menegaskan, keberagaman Indonesia adalah sebuah kekuatan, tapi dengan catatan dalam keberagaman tersebut harus tercipta keseimbangan dan saling menguatkan. Yang mana kekuatan ini sangat penting dalam mewujudkan kemajuan pembangunan Jawa Timur.
“Bagi kita sangat penting untuk menempatkan Jatim sebagai center of gravity. Saya sering menyampaikan bahwa ketika IKN resmi difungsikan maka defacto ibu kota negara Indonesia adalah Jawa Timur. Mengingat sektor pendidikan maupun kesehatan di Jatim relatif memenuhi standart internasional,” urai Khofifah.
Oleh sebab itu, ia sering menyampaikan setiap ada pergantian pejabat seperti Kapolda, Pangdam V/Brawijaya, Kajati, Pangdivif 2 Kostrad, serta Pangko Armada II, bahwa Jatim tidak boleh batuk. Karena jika batuk maka droplet nya akan sampai ke ibukota.
“Harmonious partnership harus kita bangun. Terutama untuk menyelesaikan kerja-kerja yang telah kita inisiasi bersama selama lima tahun ke belakang. Karena masih ada PR besar yang harus kita selesaikan, salah satunya yaitu masalah ketimpangan percepatan pembangunan Utara dan wilayah selatan,” tegasnya.
Dikatakan Khofifah bahwa wilayah selatan cenderung lebih lambat kecepatan pembangunan dan kemajuan ekonominya dibandingkan wilayah utara. Hal ini tidak terjadi di Jawa timur saja melainkan juga di provinsi lain di Indonesia bahkan di tataran negara negara dunia. Bahkan di tataran internasional atau global ada organisasi khusus yang merupakan kumpulan kolaborasi negara selatan - selatan (south south collaboration) untuk menggenjot percepatan pembangunan wilayah selatan.