Terkait Kereta Api Cepat, Faisal Basri: Jangan Jadi Tong Sampah China | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

Terkait Kereta Api Cepat, Faisal Basri: Jangan Jadi Tong Sampah China

Sabtu, 23 Januari 2016 09:34 WIB

Faisal Basri.

Dalam wawancara dengan China's Global Time, Xi Feng mengatakan Cina juga akan berpartisipasi dalam rancangan, pembangunan, operasi dan pengelolaan.

Ini dikatakan Xi Feng dalam penandatanganan kesepakatan proyek kereta cepat senilai US$5,5 miliar yang menghubungkan Jakarta-Bandung di Jakarta, Jumat (16/10).

Kesepakatan ditandatangani Pimpinan China Railway International Yang Zhongmin dengan Dwi Windarto, presiden direktur konsorsium BUMN Indonesia, PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia.

Cina akan memegang 40% saham, sedangkan sisanya oleh Indonesia, dan 75% pendanaan disediakan China Development Bank milik pemerintah Cina dan sisanya ditanggung bersama China Railway dan konsorsium BUMN Indonesia.

PT Pilar Sinergi BUMN merupakan perusahaan patungan yang didirikan oleh PT Wijaya Karya, PT Kereta Api Indonesia, PT Jasa Marga, PT Perkebunan Nusantara VIII.

'One belt one road'

Penandatanganan ini mengakhiri situasi tak menentu seputar proyek ini, termasuk kabar penolakan proyek ini oleh Presiden Joko Widodo, serta persaingan antara Jepang dan Cina.

Bulan lalu, Menteri Perencanaan Pembangunan Sofyan Djalil mengatakan Cina memperbaiki proposal tanpa menuntut jaminan utang atau penyertaan anggaran negara, setelah sebelumnya menyebut proyek itu terlalu mahal.

Sebuah sumber, seperti dikutip sejumlah media, mengatakan bahwa Indonesia merupakan mitra kunci bagi strategi Cina untuk pengembangan 'Jalur Sutra abad ke-21'.

Proyek ini akan memperkuat kerjasama Cina dengan negara-negara Asia Tenggara untuk menjalankan prakarsa "One Belt One Road" dari Presiden Xi Jinping untuk membangun jaringan pelabuhan, kereta dan jalur angkutan cepat untuk mengembangkan perdagangan, investasi dan pengaruh mereka secara regional.

Berdasar prakarsa ini, BUMN Cina diharapkan secara aktif terlibat dalam penanaman modal luar negeri bidang infrastruktur.

Pemeritah Indonesia di bawah Presiden Joko Widodo (Jokowi) memang cenderung berkiblat ke China dan Rusia ketimbang kepada Amerika Serikat (AS). Indonesia bahkan disebut-sebut sebagai mitra kunci bagi strategi Cina untuk pengembangan 'Jalur Sutra abad ke-21'.

Sumber: sindo/cnn

 

sumber : sindo/cnn

 Tag:   kereta api

Berita Terkait

Bangsaonline Video