Tafsir Al-Nahl 70: Umur Panjang, Mudah-mudahan Bukan Kutukan
Rabu, 04 Mei 2016 13:43 WIB
Oleh: Dr. KHA Musta'in Syafi'ie MAg. . .
BANGSAONLINE.com - "Waallaahu khalaqakum tsumma yatawaffaakum waminkum man yuraddu ilaa ardzali al’umuri likay laa ya’lama ba’da ‘ilmin syay-an inna allaaha ‘aliimun qadiirun".
BACA JUGA:
Tafsir Al-Anbiya' 78-79: Panduan dari Nabi Daud dan Nabi Sulaiman untuk Memutus Kasus Perdata
Tafsir Al-Anbiya' 78-79: Cara Hakim Ambil Keputusan Bijak, Berkaca Saja pada Nabi Daud dan Sulaiman
Tafsir Al-Anbiya' 78-79: Memetik Hikmah dari Kepemimpinan Nabi Daud dan Nabi Sulaiman
Tafsir Al-Anbiya' 78-79: Keputusan Bijak untuk Sengketa Peternak Kambing Vs Petani
"... waminkum man yuradd ila ardzal al-'umur". Di antara kita ada yang diberi umur panjang, tapi justru itu buruk. Pola kehidupannya balik seperti anak kecil yang tingkah lakunya di luar kedewasaan. Perilaku anak kecil tidak terikat oleh aturan agama, norma maupun perundang-undangan. Apa maksud ayat ini?
Pertama, bahwa ayat ini ditujukan untuk menyindir orang-orang kafir yang berbuat seenaknya, menuruti nafsu dan tidak patuh kepada syari'ah agama. Tentu saja, keberadaan mereka tidak diperhitungkan sebagai orang mulia, orang terhormat yang patut diberi penghargaan. Seperti anak kecil, berbuat apapun dianggap free dan tidak ada penilaian. Amal baik orang kafir, amal sosial, sikap kebajikan tidak diterima oleh Allah, mesti dipuji oleh manusia. Itu masuk akal, karena apa yang mereka lakukan tidak karena Tuhan, maka Tuhan tidak merasa perlu memberi penghargaan.
Begitu halnya terhadap orang yang tidak ikhlas karena Allah melainkan beramal karena riya' atau pamer, mengharap pujian orang. Jika di akhirat mereka menunut pahala, maka Tuhan akan menjawab: "Kalian tidak beramal untuk Aku, kenapa minta pahala kepada-Ku. Silakan minta pahala kepada mereka, di mana amal kalian, kalian persembahkan kepada mereka".
Simak berita selengkapnya ...