Tak Pernah Disambangi, Program Budi Daya Jahe Merah di Gresik Tak Terurus
Jumat, 20 Mei 2016 13:43 WIB
GRESIK, BANGSAONLINE.com - Program Budidaya tanaman jahe merah yang dulu digembar-gemborkan oleh Bapelu (Badan Penyuluh), bisa dibilang seperti petasan bantingan. Setelah meledak (booming) keras, lalu tidak terdengar gaungnya lagi.
Kondisi inilah yang terjadi di Desa Kedanyang Kecamatan Kebomas. Budi daya jahe merah di desa tersebut sekarang tidak terurus. Akibatnya, jahe merah pada mati dan kondisinya memprihatinkan.
BACA JUGA:
Korupsi Hibah UMKM Gresik, Direktur YLBH FT Pertanyakan Status Siska dan Joko
Polisi Gerebek Arena Judi Sabung Ayam di Panceng
Dampingi Jokowi Resmikan Smelter Freeport di Gresik, Pj Adhy Karyono Optimis Dongkrak Perekonomian
Kejari Gresik Periksa 8 Orang Buntut Dugaan Penyimpangan Beras CSR Desa Roomo
Padahal, pada saat tanam awal dulu pemerintah terlihat sangat meyakinkan untuk bisa mengembangkan usaha budi daya jahe merah di Desa Kedanyang. "Mati mas jahe merahnya, karena tak terurus," kata Mat Ali, warga sekitar.
Menurut dia, pasca budi daya tanaman jahe merah dilaunching oleh para pejabat di lingkup Pemkab Gresik dan kecamatan, pihak berwenang tidak pernah menyambangi tanaman tersebut dan memberikan penyuluhan kepada warga.
Karena warga kesulitan merawat, akhirnya jahe merah yang konon memiliki nilai ekonomis tinggi tersebut dibiarkan tak terurus.
Sebelumnya, Bapelu Pemkab Gresik gencar mensosialisasikan kepada masyarakat agar gemar menanam jahe merah. Sebab, jahe merah tersebut memiliki nilai ekonomis tinggi karena laku ekspor.
Di Kecamatan Kebomas sedikitnya ada dua wilayah yang membudidayakan tanaman jahe merah atau yang dikenal dengan zingiber officinale var rubrum. Yakni, di Desa Randuagung dan Kedanyang Kecamatan Kebomas.
Simak berita selengkapnya ...