Tak Pernah Disambangi, Program Budi Daya Jahe Merah di Gresik Tak Terurus
Jumat, 20 Mei 2016 13:43 WIB
Di dua desa tersebut ada 2 bidang lahan yang masing-masing ditanami 2.000 tunas bibit tanaman jahe merah.
"Kami akan terus mengajak masyarakat untuk membudidayakan tanaman jahe merah, setelah Desa Randuangung dan Kedanyang, nanti merembet ke desa lain," kata Kepala Bapelu Pemkab Gresik, Labat Wibowo saat itu.
Labat menjelaskan, penanaman jahe merah di dalam polybag ukuran 50 cm, lebih mudah dan menguntungkan. Selain perawatannya lebih mudah, juga dalam masa pembesaran rimpangnya selama 10 bulan sampai se tahun akan tumbuh tunas-tunas baru.
"Dalam kurun waktu ada sekitar 30 tunas baru tumbuh. Tunas inilah yang bisa dipakai bibit kembali, juga laku dijual seharga Rp 1.500 dan sudah ada yang menampung," jelas Labat.
Ditambahkan Labat, dalam kurun waktu 10 bulan sampai setahun, petani bisa memanen rimpang jahe merah antara 5-10 kg tiap polybag, dengan harga di tingkat pasaran Rp 10 ribu per kg. Namun, harga jahe merah di pasaran, yaitu di tingkat pengecer sangat fluktuatif, tergantung demand and suply.
"Saat ini, harga di tingkat pengecer mencapai Rp 20.000 perkg. Namun pernah mencapai Rp 80.000 perkg," pungkasnya. (hud/rev)