Tito, Penangkap Tomy Soeharto Bakal Jadi Kapolri, PDIP Kecewa karena Potong Generasi
Rabu, 15 Juni 2016 16:49 WIB
JAKARTA, BANGSAONLINE.com – Kepala Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) Komjen Pol Tito Karnavian, MA PhD akhirnya dipilih Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) menggantikan Jenderal Pol Badroddin Haiti yang memasuki pensiun,
Prestrasi Tito cukup banyak. Tahun 2001, Tito memimpin tim Kobra dan berhasil menangkap Hutomo Mandala Putra alias Tommy Soeharto, putra Presiden pertama RI Soeharto, dalam kasus pembunuhan hakim agung Syafiuddin Kartasasmita.
BACA JUGA:
Pj Wali Kota Kediri Hadiri Tasyakuran HUT ke-65 PEPABRI
HUT Ke-76 Polwan, Khofifah Beberkan Peran Srikandi Polri
Kapolres Kediri Kota Pimpin Sertijab Sejumlah PJU
Kapolri Sebut Hari Juang Polri Jadi Semangat Generasi Muda Hadapi Berbagai Macam Tantangan Zaman
Semasa berkiprah di kepolisian, ia berpengalaman di bidang terorisme. Banyak prestasi yang ia peroleh setelah memimpin tim Densus 88 Polda Metro Jaya.
Salah satunya adalah penangkapan teroris Azahari Husin dan kelompoknya di Batu, Malang, Jawa Timur, pada 2005. Selain itu, ia juga membongkar jaringan teroris pimpinan Noordin M Top tahun 2009.
Setelah itu, ia diangkat menjadi Kepala Densus 88 Antiteror. Ia hanya memimpin unit tersebut selama setahun, kemudian dimutasi menjadi Deputi Penindakan dan Pembinaan Kemampuan BNPT.
Dari BNPT, Tito bertolak ke Papua dan memimpin Polda Papua selama dua tahun. Kemudian ia kembali ke Jakarta dan dipercaya sebagai Asisten Perencanaan dan Anggaran (Asrena) Kapolri. Setelah itu, barulah dia dimutasi menjadi Kapolda Metro Jaya.
Karier gemilang Tito bisa dilihat dari kesuksesannya semasa sekolah. Tito merupakan lulusan terbaik Akpol tahun 1987 dengan menerima penghargaan Adhi Makayasa.
Tito mengenyam pendidikan SMA Negeri 2 Palembang kemudian melanjutkan pendidikan Akabri tahun 1987. Tito menyelesaikan pendidikan di Universitas Exeter di Inggris tahun 1993 dan meraih gelar MA dalam bidang Police Studies, dan menyelesaikan pendidikan di Sekolah Tiggi Ilmu Kepolisian (STIK)di Jakarta tahun 1996 dan meraih Strata 1 dalam bidang "Police Studies".
Tito lahir di Palembang Sumatera Selatan 26 Oktober 1964. Berarti sekarang berusia 51 tahum. Tito termasuk polisi yang mendapat kenaikan pangkat luar biasa saat tergabung dalam tim Bareskrim, yang melumpuhkan teroris Dr Azahari dan kelompoknya di Batu, Malang, Jawa Timur, 9 November 2005. Ia mendapat penghargaan dari Kapolri saat itu, Jenderal Sutanto bersama dengan para kompatriotnya, Idham Aziz, Petrus Reinhard Golose serta Rycko Amelza Dahniel dan kawan-kawan.
Juru bicara Kepresidenan Johan Budi SP mengatakan, pengajuan nama Tito
Karnavian ke DPR dilakukan baru hari ini. Bahkan dia menegaskan, pengajuan nama
Tito Karnavian sudah sesuai ketentuan yang berlaku.
"Proses pergantian Kapolri yang dilakukan Presiden adalah merujuk pada
Undang-undang Nomor 2 tahun 2002 tentang Kepolisian RI," ujar Johan ketika
dikonfirmasi melalui telepon, Rabu (15/6/2016).
Dia menegaskan, penunjukan jabatan Kapolri adalah hak prerogatif Jokowi selaku Presiden. Namun, Jokowi sudah meminta masukan dari beberapa pihak sebelum mengajukan nama Tito Karnavian.
Masukan itu, kata dia dari Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas), internal Polri dan publik. "Nama Tito Karnavian adalah salah satu dari beberapa nama yang diajukan oleh Kompolnas kepada Presiden," jelasnya.
sumber : wikipidea/kriminalitas.com/kompas/detik.com