Kembangkan Potensi Wisata, Disbudpar Banyuwangi Dorong Desa Munculkan Keunikan Budaya Tradisional | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

Kembangkan Potensi Wisata, Disbudpar Banyuwangi Dorong Desa Munculkan Keunikan Budaya Tradisional

Kamis, 25 Agustus 2016 21:39 WIB

Moh Yanuarto Bramuda

BANYUWANGI, BANGSAONLINE.com - Masih dalam rangka mempromosikan potensi wisata di Banyuwangi, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata setempat terus memacu dan mendorong tumbuhnya budaya tradisional mulai dari lingkup desa/kecamatan dengan kekhasan dan keunikan masing-masing. Demikian disampaikan Plt Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banyuwangi, Moh Yanuarto Bramuda saat ditemui di kantornya, kemarin.

Munculnya potensi-potensi budaya tradisional itu diharapkan mampu memperkaya keanekaragaman budaya untuk mempromosikan Kabupaten Banyuwangi ke dunia luar melalui event-event yang sudah diagendakan setiap tahunnya.

Banyak event maupun agenda festival digelar dengan sisi penonjolan segmen yang berbeda-beda. Ada festival batik, festival jas, festival patrol, festival kuliner, festival budaya Osing, festival pasar ikan, festival perahu layar, festival gandrung sewu, dll.

Belum lagi agenda budaya lokal, seperti barong iderbumi, seblang olehsari, tumpeng sewu, seblang bakungan, keboan aliyan, petik laut muncar, puter kayun lebaran kupat, sampai berbagai acara dan pameran seperti gerak jalan tradisional, tour de ijen, ijen summer jazz, banyuwangi etno carnival (BEC).

Di luar itu, ada sejumlah festival yang mengakomodir religiusitas warga Banyuwangi dengan kegiatan festival. Ada festival ramadan, festival santri, festifal hadrah, festival hijab, endog-endogan dan gredoan mmacan putih, festival tartil, satra islam, dll.

"Itu semua merupakan kekayaan budaya yang dimiliki Kabupaten Banyuwangi. Karena itu harus juga diakomodir menjadi salah satu potensi wisata di Banyuwangi. Namun ada juga agenda event yang mengakomodir semua kultur. Osingnya masuk, Islamnya masuk, Hindunya juga masuk, dll, melalui Banyuwangi Etno Carnival (BEC) yang diadakan setiap 12 Desember," papar Bramuda.

Yang menarik, dengan adanya BEC di tingkat kabupaten Banyuwangi, mulai bermunculan even serupa yang digelar di tingkat desa/kelurahan. Sehingga semakin banyak agenda even yang disuguhkan di luar yang sudah diagendakan oleh Pemkab Banyuwangi.

“Pemerintah memberi apresiasi yang tinggi atas tumbuyhnya potensi-potensi di tinggat desa/kelurahan. Mereka ingin dikenal. Yang penting bisa mereka ekspresikan kerlebihan dan keunikan / kekhasan masing-masing,” pinta Plt Kadisbudpar.

Melalui kekuatan promosi dan branding dari Pemkab Banyuwangi, masing-masing desa/kelurahan ingin dikenal. Mereka munculkan agendanya masing-masing dengan kekhasan dan keunikan masing-masing.

"Misalnya di Desa Kermiri dikenal dengan adat tradisionalnya. Minum kopi dengan gelas-gelas kunonya. Maka di Banjar, dikenal nasi Lemong dan minum kopi pakai gula arennya. Ini namanya merangkai wisata menjadi obyek yang menarik disajikan guna mendatangkan wisatawan dari luar,” terangnya.

Selain memberi support dan membantu promosinya, Pemkab Banyuwangi juga selalu melakukan survei secara berkala agar dapat diketahui apakah agenda lokalan itu ada dampaknya atau tidak terhadap akses kesejahteraan masyarakat di sekitarnya. "Sehingga ada yang digeser, ada yang dilanjut berdasarkan hasil survei tersebut," ujarnya.(bwi1/dur)

 

Berita Terkait

Bangsaonline Video